ADB menilai, pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik tetap solid meskipun banyak diskusi tentang pelambatan dan ketidakpastian ekonomi global. Konsumsi domestik dan investasi menjadi fondasi pertumbuhan.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·2 menit baca
NADI, KOMPAS — Bank Pembangunan Asia (ADB) menilai, pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik tetap solid meskipun banyak diskusi tentang pelambatan dan ketidakpastian ekonomi global. Konsumsi domestik dan investasi memberi fondasi pertumbuhan yang kuat di kawasan tersebut.
ADB memperkirakan ekonomi kawasan akan tumbuh 5,7 persen tahun 2019. ”Di luar kinerja ekonomi industrialisasi baru, Asia dan Pasifik diharapkan tumbuh 6,2 persen tahun ini,” kata Presiden ADB Takehiko Nakao pada sesi pembukaan rapat Dewan Gubernur ADB di Nadi, Fiji, Jumat (3/5/2019).
Negara-negara dinilai perlu melanjutkan kebijakan yang hati-hati, mengimplementasikan reformasi struktural, serta berinvestasi pada sumber daya manusia dan infrastruktur.
Pada Pertemuan Tahunan Ke-52 ADB 2019 tersebut, Takehiko Nakao melaporkan pencapaian pertumbuhan pinjaman dan hibah pada tahun 2018, yang tercatat 21,6 miliar dollar AS atau naik hampir 10 persen dari tahun sebelumnya sebesar 19,7 miliar dollar AS.
Pada Juli 2018, ADB mengadopsi strategi 2030. ”Ada enam area kunci keberhasilan strategi 2030 tersebut,” kata Takehiko Nakao.
Enam hal dimaksud adalah tetap mengatasi masalah kemiskinan dan kesenjangan, mempercepat kesetaraan gender, serta menjalankan aksi terkait iklim. Selain itu, juga tetap mendorong integrasi dan kerja sama regional, memperluas operasional sektor swasta, serta mengefektifkan sumber daya.
”Dan, pada pertemuan tahunan ADB 2019 ini, ada dua topik yang dibahas, yakni ocean health (kesehatan/kelestarian laut) dan pariwisata berkelanjutan,” ujar Takehiko Nakao.
Kedua hal tersebut bernilai penting, terutama dalam aspek lingkungan. Pariwisata merupakan sektor yang mampu menciptakan lapangan kerja. Pariwisata berkelanjutan juga dapat melindungi alam, lingkungan, warisan budaya, dan komunitas lokal.
ADB menyebutkan, The Action Plan for Healthy Oceans and Sustainable Blue Economies akan memperluas pembiayaan dan pendampingan teknis untuk proyek ekonomi kelautan dan kelestarian/kesehatan laut hingga 5 miliar dollar AS dari tahun 2019 hingga 2024, termasuk pembiayaan bersama dari para mitra.
Penyelenggaraan pertemuan tahunan ADB 2019 di Fiji memberikan pengalaman historis ganda.
Terkait keanggotaan, Takehiko Nakao menuturkan, saat ini ada 15 negara kepulauan Pasifik yang menjadi anggota ADB. ”Nilai proyek ADB yang sedang berjalan di Pasifik sebesar 3 miliar dollar AS,” ujarnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Fiji Josaia Voreqe Bainimarama mengatakan, penyelenggaraan Pertemuan Tahunan ADB 2019 di Fiji memberikan pengalaman historis ganda.
”Bukan saja untuk pertama kalinya negara kepulauan Pasifik menjadi tuan rumah pertemuan tahunan ADB, kehadiran sekitar 2.000 delegasi juga menjadikan kegiatan ini pertemuan internasional terbesar yang pernah diselenggarakan di Fiji,” katanya.
Bainimarama menyebutkan, tema yang diusung Pertemuan Tahunan Ke-52 ADB 2019 ialah kemakmuran melalui persatuan, menggambarkan semangat untuk menggapai kesuksesan bersama.