Pekerja di Kalsel Salurkan Aspirasi dengan Jalan Sehat
Para pekerja di Kalimantan Selatan memperingati Hari Buruh Internasional dengan kegiatan jalan sehat yang dipusatkan di Banjarmasin, Rabu (1/5/2019).
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Para pekerja di Kalimantan Selatan memperingati Hari Buruh Internasional dengan kegiatan jalan sehat yang dipusatkan di Banjarmasin, Rabu (1/5/2019). Dalam acara itu, pekerja tetap menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah agar kesejahteraan mereka bisa semakin baik.
Kegiatan jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional dihadiri lembaga kerja sama tripartit, yang terdiri dari pemerintah daerah, asosiasi pengusaha, dan serikat pekerja. Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, Kepala Polda Kalsel Inspektur Jenderal Yazid Fanani, dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalsel Sugian Noorbah.
Selanjutnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalsel Supriadi, Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Kalsel Wagimun, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kalsel Sadin Sasau, serta perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
Sumarlan dari Biro Hukum KSPSI, selaku ketua panitia penyelenggara peringatan Hari Buruh Internasional 2019 di Kalsel, mengatakan, Hari Buruh (May Day) adalah hari kemerdekaan buruh yang sejak 1 Mei 2014 menjadi hari libur nasional.
Hari itu hendaknya diperingati dengan meriah, misalnya dengan jalan sehat pekerja bersama keluarga. Jalan sehat diikuti sekitar 3.000 orang.
”Kami ingin menciptakan situasi kondusif di Kalsel pasca-pesta demokrasi pemilihan presiden dan pemilihan legislatif. Bukan berarti di Kalsel tidak ada masalah ketenagakerjaan. Masalahnya masih banyak, tetapi tidak harus diprotes dengan unjuk rasa pada 1 Mei karena masih ada hari-hari lain,” tuturnya.
Pekerja juga meminta pemerintah memperbaiki pelayanan BPJS Kesehatan, mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 45/2015 tentang Program Penyelenggaraan Jaminan Pensiun, dan menertibkan regulasi perlindungan buruh migran.
Selain itu, pemerintah juga diminta menindak tegas pengusaha yang memberlakukan empat hari kerja dalam seminggu, menghapus pelaksanaan penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain di BUMN dan BUMD, serta menambah komponen kebutuhan hidup layak.
”Kesejahteraan buruh masih menjadi suatu problema saat ini. Karena itu, dengan peringatan May Day ini, kami berharap semua bergerak menuju kesejahteraan pekerja,” ujar Sumarlan.
Menurut Sahbirin Noor, pemerintah wajib menerima aspirasi dari para pekerja. Jika kebijakannya berada di tingkat pusat, maka pemprov akan meneruskan ke pusat. ”Nanti, bersama serikat pekerja dan organisasi buruh, (aspirasi) akan diperjuangkan. Tidak ada orang yang ingin hidup susah. Perjuangan para buruh adalah perjuangan untuk menuju kehidupan yang lebih baik dan sejahtera,” katanya.
Dinilai positif
Sahbirin juga mengapresiasi peringatan Hari Buruh Internasional yang dilakukan dengan kegiatan yang positif, yakni dengan jalan sehat. Di samping membangun masyarakat yang sehat dan kuat, kegiatan jalan sehat juga menumbuhkan rasa persaudaraan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan di antara semua elemen di Kalsel.
Menurut Ketua Apindo Kalsel Supriadi, kegiatan Hari Buruh di Kalsel tahun ini jauh lebih baik dari beberapa tahun sebelumnya. ”Saya melihat pemda dan polda juga terlibat. Ini sangat positif buat pekerja,” ucapnya.
Dengan kegiatan yang konstruktif seperti itu, Supriadi yakin hubungan pekerja dan pengusaha di Kalsel akan semakin baik. ”Kami berharap kondisi yang kondusif ini terus berlanjut sehingga pengusaha pun lebih termotivasi untuk bekerja dan lebih maksimal memberikan hal-hal yang positif kepada karyawan,” katanya.