JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan pembiayaan perumahan 800.000 unit tahun ini. Hingga triwulan I-2019, penyaluran kredit perumahan mencapai 207.317 unit atau 25,91 persen dari target.
Realisasi pembiayaan sepanjang Januari-Maret 2019 itu senilai Rp 22,65 triliun. Angka itu mencakup 150.064 unit rumah kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi senilai Rp 9,62 triliun dan 57.253 unit KPR nonsubsidi senilai Rp 13,02 triliun.
Direktur Utama Bank Tabungan Negara Maryono di Jakarta, Selasa (23/4/2019), menyatakan, target itu untuk mendukung program satu juta rumah. Dari target itu, alokasi pembiayaan untuk KPR subsidi diharapkan 600.000 unit, sementara KPR nonsubsidi 200.000 unit. ”KPR subsidi masih diminati masyarakat secara nasional,” ujarnya.
Sampai dengan triwulan I-2019, BTN tercatat sebagai bank penyalur terbesar KPR subsidi dengan kontribusi (market share) 92,9 persen. Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN per 31 Maret 2019 sebesar Rp 242,13 triliun atau tumbuh 19,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy), yakni Rp 202,5 triliun.
Pertumbuhan kredit BTN ditopang oleh kredit perumahan, yakni Rp 219,72 triliun atau tumbuh 19,11 persen (yoy). Permintaan KPR subsidi yang masih tinggi menjadi pendorong kenaikan total kredit di segmen ini. KPR subsidi naik 28,87 persen (yoy) dari Rp 79,14 triliun per 31 Maret 2018 menjadi Rp 101,99 triliun pada periode yang sama tahun ini.
KPR nonsubsidi juga naik, yakni 14,37 persen (yoy) menjadi Rp 79,83 triliun. Sementara kredit konstruksi naik 8,96 persen menjadi Rp 29,45 triliun pada akhir Maret 2019. Adapun kredit nonperumahan, berupa kredit konsumer, tercatat Rp 4,97 triliun atau tumbuh 25,53 persen dan kredit komersial senilai Rp 17,43 triliun atau tumbuh 23,88 persen. Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di level 2 persen.
Direktur BTN Budi Satria mengemukakan, pihaknya menargetkan produk KPR untuk milenial, yakni KPR Gaeesss, terus meningkat dengan alokasi pembiayaan hingga Rp 3 triliun tahun ini. KPR yang bisa diakses melalui aplikasi daring itu hingga kini telah dikunjungi 2,5 juta orang.
Hingga saat ini, realisasi pembiayaan KPR Gaeesss untuk kaum milenial tersebut telah mencapai Rp 2,2 triliun. Nasabah milenial tersebut tidak menggunakan KPR bersubsidi. ”Faktor penting dalam pengajuan KPR tersebut adalah kemampuan membayar. Diperlukan edukasi kepada nasabah,” katanya.
Ia menambahkan, ke depan pihaknya akan mendorong pengajuan KPR untuk kelompok milenial lebih sederhana agar memudahkan akses.