YOGYAKARTA, KOMPAS - Stasiun Wojo, yang berada di Desa Dadirejo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, hampir selesai direnovasi. Stasiun itu akan digunakan untuk akses kereta api sebagai moda transportasi pendukung masyarakat dalam mengakses New Yogyakarta International Airport, di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada akhir April.
Kepala PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional VI Yogyakarta Eko Purwanto mengatakan, pengerjaan renovasi Stasiun Wojo sudah memasuki tahap penyelesaian. “Sekarang sudah 99 persen. Tinggal finishing saja,” katanya, di Stasiun Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/4/2019).
Awalnya, Stasiun Wojo merupakan stasiun yang digunakan untuk transit atau menurunkan penumpang kereta api yang melintas di daerah Purworejo, Jawa Tengah. Stasiun tersebut nantinya akan digunakan untuk melayani penumpang New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Jarak stasiun tersebut dengan bandara tersebut sekitar 5-6 km. Untuk mencapai bandara, penumpang melanjutkan perjalanan dengan waktu sekitar 10 menit menggunakan bus dari menggunakan shuttle bus dari PT Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI). Sedikitnya ada 5 shuttle bus yang sudah disiapkan.
Eko menyampaikan, saat ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura I, sebagai operator bandara, dalam mendetailkan pola operasi dari kereta api tersebut. Ia berharap, kereta tersebut sudah bisa beroperasi bersama dengan mulai dioperasikannya NYIA, pada akhir April ini.
“Dari kami, kereta apinya sudah ada. Kami terus menguji keandalannya. Pola operasi juga sudah kami siapkan biar nanti sinkronisasinya semakin bagus,” kata Eko.
Kereta api yang akan digunakan untuk melayani penumpang NYIA adalah Kereta Api Solo Ekspres. Sekali perjalanan, kereta tersebut bisa memuat 200 orang penumpang. Sementara ini, ada lebih kurang 6 perjalanan yang disiapkan. Jadwal keberangkatan akan disesuaikan dengan jadwal penerbangan di bandara tersebut. Adapun pengoperasiannya direncanakan mulai pukul 06.00-18.00.
Dari kami, kereta apinya sudah ada. Kami terus menguji keandalannya. Pola operasi juga sudah kami siapkan biar nanti sinkronisasinya semakin bagus
“Sudah kami gambar grafik perjalanan. Jalannya pukul berapa, sampai pukul berapa, itu semua sudah kami lihat. Kami sudah mengeset beberapa alternatif perjalanan,” kata Eko.
Adapun fasilitas yang ditambahkan di Stasiun Wojo, yaitu ruang tunggu penumpang dan loket penjualan tiket. Eko menyampaikan, kapasitas dari ruang tunggu itu sudah disesuaikan dengan muatan kereta api.
Selain di Stasiun Wojo, pada dua stasiun lainnya, yaitu Stasiun Wates dan Stasiun Yogyakarta, juga sudah disiapkan ruang tunggu bagi penumpang kereta bandara. Berdasarkan pantauan, pembangunan ruang tunggu kereta bandara di Stasiun Yogyakarta terlihat sudah hampir selesai. Tegel keramik dan lampu ruangan sudah dipasang. Para pekerja tampak masih menggarap bagian toiletnya.
Simulasi pengoperasian
Secara terpisah, Juru Bicara Proyek Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I Agus Pandu Purnama menyampaikan, rencananya, pada 26 April 2019, akan dilakukan simulasi pengoperasian bandara. Mereka akan menghitung waktu aksesibilitas terhadap bandara dengan berbagai moda transportasi yang terhubung, seperti kereta api dan bus. “Semua proses sampai masuk pesawat akan diikuti,” katanya.
Pandu menambahkan, kereta bandara itu nanti dijadwalkan untuk tiba setidaknya 3 jam sebelum keberangkatan pesawat. Penjadwalan keberangkatan kereta masih terus dibicarakan dan menyesuaikan dengan jadwal keberangkatan pesawat.
Sementara itu, Pandu menyampaikan, secara keseluruhan, progres pembangunan bandara tersebut baru sekitar 47 persen. Tetapi, jika dibandingkan dengan target operasi minimum April ini, perkembangan pembangunannya sudah mencapai lebih kurang 95 persen.
Pandu menambahkan, hasil verifikasi dari Kementerian Perhubungan mengenai kesiapan operasional bandara, pada 4-6 April lalu, sudah muncul. Verifikasi tersebut melibatkan tiga direktorat di Kemenhub, yaitu Direktorat Bandar Udara, Direktorat Keamanan Penerbangan, dan Direktorat Navigasi Penerbangan. Temuan kekurangannya hanya kecil. Ia optimistis bisa menyelesaikan kesiapan tersebut sesegera mungkin.