JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan teknologi finansial DANA mulai April 2019 membantu distribusi pembiayaan ultra mikro yang diselenggarakan Kementerian Keuangan. Dompet digital yang dimiliki DANA digunakan untuk menyalurkan pembiayaan ultra mikro atau UMi dari PT Pegadaian (Persero), BUMN yang ditunjuk Kementerian Keuangan.
CEO DANA Vincent Iswara menyampaikan hal itu di sela-sela peringatan ulang tahun pertama operasional DANA, Senin (25/3/2019), di Jakarta. Keikutsertaan DANA dalam program UMi merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mempercepat inklusi keuangan nasional.
Itu karena saat ini tidak semua warga memiliki rekening perbankan, termasuk pelaku usaha mikro dan ultra mikro. Oleh karena itu, teknologi finansial dinilai mempercepat masyarakat dalam mengakses permodalan.
UMi adalah dana bergulir yang diperuntukkan bagi usaha mikro yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui kredit usaha rakyat. Pembiayaan UMi Rp 10 juta per nasabah.
Kementerian Keuangan menunjuk Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah sebagai koordinasi dana pembiayaan UMi. Pendistribusian dana melalui lembaga keuangan bukan bank, yang terdiri dari PT Pegadaian (Persero), PT Bahana Artha Ventura, serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Sumber dana dari APBN serta kontribusi pemerintah daerah dan lembaga keuangan, baik domestik maupun global.
Vincent menekankan, sejak berdiri pada 21 Maret 2018, DANA berkomitmen menjadi platform sistem pembayaran terbuka, nyaman, serta aman digunakan. Dengan konsep ini, diharapkan memudahkan perusahaan mengakuisisi mitra dan konsumen di seluruh Indonesia.
Konsep platform terbuka yang kami jalankan memungkinkan mitra perbankan lebih mudah menyambungkan sistem mereka ke sistem kami.
Per Januari 2019, jumlah konsumen DANA lebih dari 10 juta orang dengan 1 juta transaksi per hari. Menurut Vincent, hampir semua kategori transaksi yang ditawarkan DANA, mulai dari pembayaran tagihan hingga kuliner, tumbuh.
Lebih lanjut Vincent menyebutkan, saat ini ada lebih dari 15.000 titik lokasi usaha mitra yang bisa menerima transaksi pembayaran menggunakan DANA.
”Konsep platform terbuka yang kami jalankan memungkinkan mitra perbankan lebih mudah menyambungkan sistem mereka ke sistem kami. Untuk isi ulang DANA, misalnya. Sistem kami sudah bisa menghubungkan langsung ke rekening debit konsumen sehingga mereka tidak perlu isi ulang dengan cara transfer,” ujar Vincent.
Executive Vice President Digital Centre of Excellence PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kaspar Situmorang menyebutkan, BRI telah mengimplementasikan konsep platform terbuka. Konsep ini memudahkan BRI menerapkan strategi perbankan digital, seperti bekerja sama dengan sistem perusahaan teknologi finansial.
Menurut dia, BRI sudah bekerja sama dengan DANA. Salah satu wujudnya adalah menghubungkan sistem rekening nasabah ke sistem DANA sehingga memudahkan nasabah BRI mengisi ulang dompet digital.
Selain itu, Kaspar menyebutkan, masih ada potensi kerja sama platform terbuka dengan DANA. Dia menyebut BRILink, sebutan agen laku pandai BRI. Ada rencana, sistem untuk agen disambungkan dengan sistem DANA. Dengan demikian, agen laku pandai bisa menawarkan isi ulang dompet digital DANA.
Pada akhir 2018, total BRILink telah mencapai lebih dari 1 juta agen. Mereka memproses transaksi sekitar Rp 512 triliun atau dua kali lipat dibandingkan dengan setahun sebelumnya. (MED)