Asosiasi Akan Tentukan Ambang Batas Harga Bawah Wisata Rohani
Oleh
Pascal S Bin Saju
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Para agen perjalanan ziarah rohani akan menentukan ambang batas harga bawah untuk persaingan yang sehat. Pasalnya, saat ini bermunculan agen travel baru yang mengambil keuntungan secara tidak benar.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Thomas Pentury, Jumat (1/3/2019) di Jakarta, mengutarakan, persoalan yang akhir-akhir ini terjadi, yaitu terlantarnya peziarah oleh agen travel. Untuk itu dengan adanya asosiasi pengusaha tour and travel bisa mengatasi persoalan tersebut.
“Saya berharap dengan adanya diskusi dengan para agen travel ziarah yang berbadan hukum ini dapat mengetahui permasalahan sehingga melahirkan solusi, bahkan bisa menekan permasalahan yang bisa muncul,” kata Thomas dalam acara deklarasi Indonesia Pilgrimage Travel Agencies Association (IPTAA) di Jakarta, Jumat.
Menurut Ketua IPTAA Maurizio Arifin Koeswara, pembentukan asosiasi ini selain untuk menciptakan iklim persaingan yang sehat juga memberikan jaminan kenyamanan bagi peziarah. Banyaknya pemain baru yang mencari peluang dalam bisnis menggunakan strategi harga murah, tetapi kemudian kekurangan biaya.
“Nah, ini yang mau kami atasi dengan membuat ambang batas harga bawah. Jangan sampai ada yang bermain harga murah tapi tidak mampu sehingga merugikan agen lainnya dan konsumen, seperti penelantaran,” ujar Arifin.
Saat ini, 54 agen dari sekitar 90 agen perjalanan sudah tergabung dalam asosiasi tersebut dan sudah berbadan hukum. Setiap tahun ada lebih kurang 50.000 peziarah, diantaranya 35.000 peziarah kristen dan 15.000 peziarah muslim atau umrah.
Sementara, untuk biaya ziarah rentang harga yang ditawarkan mulai dari 2.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 28 juta hingga 2.700 dollar AS atau Rp 37,8 juta. Dengan pilihan waktu, delapan hingga 13 hari.
Adapun, Bagian Sponsor dan Dana IPTAA Michael Rizal Koeswara menambahkan, para agen tour and travel yang tergabung dalam asosiasi tersebut dapat memberi jaminan kenyamanan dan kepercayaan untuk menghindari tindakan “nakal” agen yang tidak bertanggungjawab.
“Kami menyamakan misi dan bukan melihat ke kompetisi tetapi ke arah koperasi sehingga bisa saling bantu dan kerjasama. Lebih baik punya harga yang standar yang wajar tapi bisa menguntungkan semua, itu yang kami mau,” jelas Michael.
Selain itu, salah satu agen tour yang tergabung dalam IPTAA Gracia Tour mengatakan bahwa dengan adanya asosiasi tersebut menekan tindakan tidak bertanggungjawab dari pemain baru yang dapat merugikan agen perjalanan lainnya.
“Dengan tergabung dalam asosiasi ini harapannya bisa memberi kepercayaan lebih dan jaminan kenyamanan bagi konsumen,” ujar Karyawan Gracia Tour Billhan (18).(FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)