SIDOARJO, KOMPAS - Kinerja ekspor perikanan asal Jawa Timur tahun ini diprediksi kembali meningkat. Selama tiga tahun terakhir kinerja ekspor terus menunjukkan kecenderungan positif baik dari sisi frekuensi, volume barang, maupun nilainya.
Berdasarkan data dari Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya 1, volume ekspor komoditi perikanan asal Jatim selama 2016 tercatat sebanyak 221.670 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp 14.663 miliar. Volume ekspor komoditi perikanan itu meningkat pada 2017 menjadi 226.600 ton dengan nilai Rp 17.261 miliar.
“Selama tahun 2018, volume ekspor komoditi perikanan asal Jatim kembali mengalami peningkatan sebesar 16,61 persen yakni berada di angka 264.256 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp 19.563 miliar atau naik 13,33 persen dari tahun sebelumnya,” ujar Kepala BKIPM Surabaya 1 Muhlin, Rabu (13/2/2019).
Selain volume dan nilai ekspor, peningkatan juga terjadi pada frekuensi atau lalu lintas pengiriman barang. Catatan BKIPM Surabaya 1, frekuensi ekspor komoditi perikanan asal Jatim selama 2018 sebanyak 22.941. Frekuensi ekspor itu meningkat 18,59 persen dibandingkan pada 2017 sebanyak 19.344 dan pada 2016 sebanyak 17.254.
Muhlin mengatakan empat komoditi perikanan andalan ekspor asal Jatim adalah udang vannamei, ikan cakalang, tuna, dan kakap. Selain itu ada komoditi ikan segar, ikan lemuru, ikan layur, udang windu serta kepiting. Sebagai gambaran volume ekspor udang vannamei sepanjang 2018 mencapai 46.228 ton dengan nilai Rp 5.454 miliar.
“Volume ekspor udang vannamei itu meningkat dibandingkan 2017 lalu sebanyak 46.208 ton dengan nilai Rp 5.530 miliar,” kata Muhlin.
Adapun untuk negara tujuan ekspor terbesar untuk komoditi perikanan asal Jatim adalah Amerika Serikat, Cina, Jepang, Saudi Arabia, dan Singapura. Selain itu komoditi perikanan asal Jatim juga banyak diterima di negara Malaysia, Belanda, Inggris, Australia serta Thailand.
Kepala Seksi Pengawasan, Pengendalian, dan Informasi BKIPM Surabaya 1 Wiwit Supriyono menambahkan pihaknya optimis kinerja ekspor komoditi perikanan tahun ini kembali meningkat secara signifikan karena telah banyak upaya yang dilakukan. Contohnya meningkatkan sosialisasi dan pembinaan terkait dengan peningkatan mutu produk.
“Selain itu BKIPM juga terus meningkatkan pelayanan karantina dan perluasan kerjasama dengan negara-negara tujuan ekspor. Hal itu dilakukan untuk mencegah atau menurunkan kasus penolakan produk perikanan oleh negara tujuan ekspor,” ucap Wiwit.