HOKKAIDO, KOMPAS— Perfektur atau Provinsi Hokkaido, Jepang, menggenjot pariwisata setelah pulau tersebut diguncang gempa bumi pada September 2018. Pasar Asia, termasuk Indonesia, sangat potensial karena kekhasan alam dan budaya ”Negeri Sakura” menjadi daya tarik utamanya.
Mengutip data Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO), kunjungan wisatawan Indonesia ke Hokkaido terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015, sebanyak 44.340 orang asal Indonesia menginap di Hokkaido. Pada 2017, angkanya meningkat menjadi 84.330 orang.
Pada data ini, wisatawan yang berpindah hotel pada hari kedua tetap dihitung. Hokkaido merupakan perfektur dan pulau paling utara di Jepang. Gempa bermagnitudo 6,7 yang mengguncang Pulau Hokkaido itu berdampak pada sektor pariwisata.
Tingkat kunjungan obyek wisata kereta gantung Usuzan di Gunung Usu, Sobetsu, Hokkaido pada Oktober 2018 atau sebulan pascagempa anjlok hingga 80 persen.
”Cukup berdampak karena listrik padam selama dua hari. Namun, setelah itu kami genjot lagi promosi,” kata Kepala Obyek Wisata Kereta Gantung Usuzan, Iida Osamu, Selasa (12/2/2019), di Sobetsu.
Iida menambahkan, pascagempa, pihaknya berkampanye untuk menarik wisatawan lokal dan mancanagera untuk berkunjung. Pada Desember 2018, tingkat kunjungan ternyata memuaskan.
”Kami berupaya menarik wisatawan, termasuk dari Indonesia, Filipina, dan Vietnam,” ujarnya. Sementara itu, pada obyek wisata Jigokudani (Hell Valley) di Noboribetsu, Hokkaido, gempa pada 2018 tidak berdampak signifikan pada kunjungan wisatawan.
Petugas obyek wisata Jigokudani (Hell Valley), Suzuki Masayuki, mengatakan, wisatawan asal China masih mendominasi kunjungan. ”Namun, wisatawan negara lain pun ada, termasuk Indonesia dan kebanyakan sudah bersama rombongan menaiki bus,” ujarnya.
Direktur JNTO, organisasi di bawah Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, Shotaro Ouchi, mengatakan, restorasi pascagempa berlangsung cepat.