Pengguna Internet Terus Meningkat, Iklan Digital Kian Diminati
Oleh
M Fajar Marta
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah iklan lokal dipilih oleh Google Indonesia sebagai deretan iklan terpopuler dalam media daring YouTube, selama periode Juli hingga Desember tahun 2018. Deretan iklan tersebut dipilih atas pertimbangan cara dalam membangun sisi interaksi dengan konsumen.
Ada 20 iklan YouTube terpopuler yang dirilis Google Indonesia di Jakarta, Kamis (31/1/2019). Deretan iklan itu terbagi dalam dua kategori, yaitu iklan durasi pendek enam detik dan iklan durasi penuh.
Deretan iklan durasi pendek (bumper ads), meliputi iklan dari kanal Youtube milik Oreo cookie, Google Indonesia, Tanya Pepsodent, McDonalds ID, HeinzABC, Buavita Frutarian, JD.ID, Sahabat Nestle, Chips Ahoy! Indonesia, dan Sambal Sri Raja.
Adapun deretan iklan durasi penuh berasal dari kanal YouTube milik Tokopedia, Samsung Indonesia, Daihatsu Sahabatku, Bukalapak, Heinz ABC, PocariID, Nivea Indonesia, Yummy Bites, axeindonesia, dan Nestle LACTOGROW.
Manajer Pemasaran Google Indonesia Muriel Makarim mengatakan, deretan tersebut berhasil membangun nilai interaksi (engagement) yang diukur lewat jumlah iklan ditonton, disukai, serta direspons dengan komentar oleh pengguna. Menurut dia, butuh strategi yang matang dari sisi produksi agar iklan tersebut bisa tepat menyasar konsumen.
“Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam strategi beriklan di YouTube. Tidak hanya menawarkan kecanggihan teknologi produksi, iklan juga harus menawarkan cerita yang menarik bagi penonton,” kata Muriel.
Muriel melihat sejumlah iklan yang diminati di Indonesia cenderung menawarkan cerita yang menyentuh perasaan penonton. Ia mencontohkan, iklan Dongeng Musikal Nivea yang menceritakan hubungan ibu dan anak, ditonton sebanyak 17 juta kali dan disukai sebanyak 8.800 kali sejak dirilis pada November 2018.
Cara lainnya, yaitu menawarkan sisi ketokohan selebritas dalam iklan. Muriel mengatakan, hal itu dilakukan Bukalapak yang mengajak selebritas Dian Sastrowardoyo dalam trailer serial After 11 di YouTube.
Tokopedia juga melakukan hal serupa, namun dengan usaha untuk menonjolkan budaya populer lokal. Iklan berjudul “Showcase The True You with Tasya Farasya”, memadukan ketokohan dari seorang influencer kecantikan dengan kebiasaan anak muda merias wajah di YouTube.
Wakil Direktur Komunikasi Pemasaran Tokopedia, Andi Djoewarsa, mengatakan konsep tersebut dilakukan untuk mendekati pengguna secara spesifik, yakni pengguna gawai. Dari pendekatan tersebut, iklan Tokopedia ditonton sebanyak 9,8 juta kali dan disukai sebanyak 489 pengguna di YouTube.
“Berbicara tentang e-dagang, berarti iklannya juga harus digital. Kami mengusahakan cara agar pengguna bisa langsung mengakses aplikasi setelah menonton iklan kami,” kata Andi.
Selain itu, Muriel mengatakan, iklan di YouTube juga perlu memperhatikan durasi. Sebab, panjang dan pendeknya durasi memengaruhi tingkat frekuensi seringnya iklan ditonton.
“Tergantung dengan pesan apa yang ingin disampaikan ke konsumen. Kalau ingin meningkatkan frekuensi tontonan, iklan lebih efektif berdurasi kurang dari 10 detik. Bila durasi panjang, berarti ada nilai cerita dalam iklan yang ingin ditanamkan ke penonton,” kata Muriel.
Digital tumbuh
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Janoe Arijanto mengatakan, tren pertumbuhan iklan di kanal digital terus berkembang sejak 2016. Saat ini, berbagai perusahaan komersial mengalokasikan 25 persen biayanya untuk beriklan ke sektor digital.
Bila mengacu pada riset Nielsen Indonesia, jumlah Belanja Iklan selama Januari-September 2018 sebesar Rp 114,4 triliun. Adapun kontribusi dari angka itu hanya berasal dari media televisi, radio, dan cetak, tanpa menghitung kontribusi kanal digital.
Bila diperkirakan secara persentase, menurut Janoe, belanja iklan di televisi saat ini mendominasi sekitar 70 persen, diikuti kanal digital sekitar 25 persen, kemudian sisanya yaitu media cetak dan radio.
“Walau iklan di televisi kontribusinya masih dominan, tapi angka pertumbuhannya cenderung stagnan. Sementara itu, pertumbuhan iklan di kanal digital terus naik, terutama permintaan pada konten audiovisual,” ucap Janoe.
Sementara itu, Muriel mengatakan potensi YouTube juga berkembang dengan jumlah sebanyak 74 juta pengguna aktif. Jumlah kanal dengan pelanggan (subscriber) lebih dari 1 juta meningkat pesat pada 2018, yakni 157 akun dibanding tahun 2017 yang jumlahnya hanya 20 akun.
Kepala Divisi Komunikasi Google Indonesia, Jason Tedjasukmana, mengatakan, YouTube saat ini diminati oleh pemasang iklan karena kemudahan untuk memonitor sasaran. Iklan yang berhasil dapat diukur dari banyaknya frekuensi tontonan dan komentar dari pengguna.
“Semuanya bisa dipantau melalui fasilitas leaderboards oleh pemilik akun. Selain itu, YouTube juga dapat memantau seberapa lama durasi seseorang saat menonton suatu video,” ujar Jason.