JAKARTA, KOMPAS — Perusahan teknologi finansial bidang sistem pembayaran (payment gateway) semakin gencar bermitra dengan korporasi. Sebagian dari mereka semakin fokus mengincar target pasar tertentu, salah satunya yaitu anak muda.
PT Ayopop Teknologi Indonesia (Ayopop) sebagai tekfin yang bergerak di bidang tersebut, mengumumkan kemitraannya dengan PT XL Axiata Tbk dan perusahaan berbasis layanan video streaming, Viu, di Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Bentuk kemitraan tersebut berupa paket gawai rilisan XL Axiata, Xtream dan Hyphone, disertai voucer pembelian gim, aplikasi Google Play, saldo Go-pay, serta bebas akses layanan video Viu, yang dijual melalui portal aplikasi Ayopop.
Commercial Head Ayopop, Andreas Hartanto mengatakan, kerja sama tersebut ingin lebih menangkap peluang dari kalangan milenial. Menurut dia, ada sekitar 40-50 persen kalangan muda yang bertransaksi dari total 1 juta transaksi per bulan. "Dari kerja sama ini, diharapkan transaksi melalui Ayopop meningkat hingga lima kali lipat dibanding capaian tahun ini," kata Andreas.
Head of Bank & Online Channel XL Axiata, Mariana Wilianti, juga menargetkan peningkatan dari segi transaksi. Sebagai gambaran, ada 53,5 juta total pelanggan XL Axiata pada 2017 (Kompas, Jumat, 6/7/2018).
"Melalui kemitraan ini, kami berharap transaksi di kanal daring dapat meningkat tiga kali lipat pada 2019," tutur Mariana.
Oktober lalu, perusahan tekfin OVO juga menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan rintisan, yaitu Tokopedia. Tidak hanya sebagai sistem pembayaran, OVO juga menargetkan perluasan kegunaan yang direncanakan terimplementasi pada 2019. (Kompas, Jumat, 23/11/2018)
Dari Tokopedia misalnya, Chief Financial Officer OVO Jason Tan menargetkan peluang kenaikan transaksi dari 80 juta pengguna aktif setiap bulan, serta empat juta mitra pedagang yang meramaikan perusahaan rintisan e-dagang tersebut.
Perluasan pasar
Chief Growth Officer Ayopop Achmad Alkatiri mengatakan, pihaknya masih mengusahakan ekspansi jasa Ayopop ke arah manajemen keuangan. Ia melihat, ada tren perubahan perilaku dari anak muda, misalnya, dalam memikirkan investasi properti.
Tren dari anak muda yang baru masuk kuliah, baru bekerja, atau bahkan keluarga muda, mereka cenderung berpikir bagaimana cara mereka bisa memiliki rumah atau apartemen di umur 26 tahun," kata Achmad.
Ayopop mengembangkan algoritma fitur "Ayocatat", yang mencatat rekam jejak transaksi di dalam aplikasi. Di situ, pengguna pun bisa mencatat seluruh pengeluaran di luar transaksi aplikasi.
"Kami juga sedang mengembangkan algoritma yang memfasilitasi penghitungan keuangan pengguna. Nantinya, pengguna dibantu agar dapat mengefisiensi pengeluaran," ucap Achmad.
Selain jasa pembayaran tagihan kebutuhan rumah, seperti listrik dan internet, Ayopop menargetkan perluasan pembayaran pada sektor properti dan biaya pendidikan. Tahun ini, kedua jasa tersebut diujikan di beberapa wilayah.
"Pembayaran cicilan apartemen sudah dicoba untuk penghuni apartemen di MT Haryono Residence. Sedangkan pembayaran biaya pendidikan, sudah diujicoba sejak Agustus lalu di Universitas Atmajaya," tutur Achmad. (E19)