JAKARTA, KOMPAS - PT Jasa Armada Indonesia Tbk (kode emiten: IPCM), anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Company, memperluas layanannya dengan menerima jasa pengangkutan batubara di Sungai Musi, Sumatera Selatan. Jasa angkutan ini, merupakan layanan baru, karena sebelumnya IPCM hanya melayani kepanduan dan tunda.
"Potensi angkutnya 12 juta ton batubara per tahun dan bisa ditingkatkan lagi menjadi 30 juta ton," kata Direktur Utama IPCM, Dawam Atmosudiro, dalam paparan publik Triwulan III/2018 di Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Penambahan pekerjaan ini akan dimulai awal 2019 dan merupakan kontrak kerja dari PT Sarana Karya Anugerah Lematang (SKAL). "Semula batubara dari tambang itu dibawa dengan jalur kereta atau truk. Namun, karena debunya mengganggu masyarakat, maka pengangkutan ke muara sungai dilakukan dengan menggunakan kapal. Jadi kami memberikan layanan ship to ship," kata Dawam.
Dawam mengatakan, melihat kinerja yang baik dari IPCM, pembagian dividen akan lebih besar dari pada yang ditargetkan. Jika semula dividen yang dijanjikan sebesar 30 persen, kemungkinan akan lebih besar. Namun, Dawam belum bisa menyebutkan berapa besaran dividen yang akan dibagikan karena belum dihitung.
Besaran dividen itu karena pendapatan juga semakin besar setelah IPCM mendapatkan pasar-pasar baru. Direktur Operasional dan Komersial IPCM, Supardi mengatakan, selain mendapatkan kontrak pengangkutan di Sungai Musi, IPCM juga mendapatkan pemanduan di perairan antara Palembang-Pulau Bangka.
"Ternyata banyak wilayah-wilayah perairan yang membutuhkan layanan pemanduan. Kami juga sedang mempelajari kemungkinan memberikan layanan pemanduan di Lamongan," kata Supardi.
Dia mengatakan, IPCM akan agresif mencari lokasi-lokasi baru, termasuk untuk pelabuhan-pelabuhan baru. "Untuk Pelabuhan Patimban yang baru akan dibangun, kami juga sudah mengajukan proposal pemanduan," kata Supardi.
Direktur Keuangan dan SDM IPCM, Herman Susilo menambahkan, hingga Triwulan III-2018, total penjualan perseroan berada di level Rp 545,8 miliar. Perseroan optimis bahwa laba bersih akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2017.
"Laba bersih IPCM sampai dengan akhir Triwulan III naik 20 persen di level Rp 90,99 miliar, sementara periode yang sama tahun 2017 hanya Rp 76,17 miliar. Untuk margin laba kotor Triwulan III-2018 ada di level 34,78 persen dan margin laba bersih triwulan III-2018 di level 16,67 persen dibandingan dengan 14,08 persen untuk periode yang sama tahun lalu," kata Herman.