PT Pelabuhan Indonesia Investama (PII) tetap fokus membesarkan dan meningkatkan standar anak-anak usaha milik PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II. Langkah untuk fokus pada pengembangan anak-anak usaha itu diharapkan semakin mendorong Pelindo II menjadi pelabuhan kelas dunia.
"Kami sebagai anak usaha paling bungsu, atau yang ke-17, mempunyai tugas untuk memperbesar 16 anak usaha yang lain, selain juga memperbesar diri kami," kata Direktur Utama PII Randy Pangalila, dalam jumpa pers Ulang Tahun I PII di Jakarta, Senin (10/12/2019).
Menurut Randy, PII belum berencana untuk melepas saham ke publik.
"Masih banyak yang harus dilakukan, seperti membuat sistem dan prosedur operasional standar agar semua anak usaha mempunyai standar yang sama. Jadi sampai dua tahun ke depan, saya kira kami belum turun ke bursa," kata Randy.
Dia menjelaskan, PII memang dibentuk untuk memperkuat pendanaan anak usaha. Ada empat cara yang dipakai, yakni membeli saham anak usaha sebesar 1-30 persen, membeli perusahaan-perusahaan mitra Pelindo II, memberikan konsultasi bisnis, dan juga membantu konsolidasi perusahaan anak usaha.
"Kami mempertemukan anak usaha yang membutuhkan dana dengan anak usaha yang kelebihan dana," ujar Randy.
Dengan memperkuat keuangan anak-anak usaha Pelindo II, maka potensi yang dimiliki akan semakin tergali dan membesar. "Kami menjalani strategi pengembangan dengan bertransformasi dari layanan konvensional ke kelas dunia. Kami mulai menjajaki pelabuhan kelas dunia dan meningkatkan kapasitas penanaman modal. Kami mencari tenaga-tenaga ahli di bidang kepelabuhanan dan investasi," jelas Randy.
Direktur Operasi & Keuangan Sophia I Watimena mengatakan, PII didirikan Pelindo II dengan modal Rp 200 miliar pada 17 November 2017. Pada akhir Desember 2017, laba yang diperoleh PII Rp 7 miliar.
"Untuk laba tahun ini, masih diaudit. Akan tetapi, pasti lebih besar. Pelindo II bahkan akan meningkatkan penyertaan modalnya sampai di atas Rp 1 triliun," kata Sophia.
Direktur Investasi PII Jeffry Haryadi mengatakan, dana yang dikelola PII masih ada yang tersisa, sehingga akan dimasukan ke dalam instrumen pasar modal.
"Tidak semua modal bisa langsung diserap, karena kami masih harus membangun infrastruktur, membentuk tim, dan juga SOP. Kami juga harus menyiapkan aspek legal bagi anak-anak usaha Pelindo II yang sahamnya diserahkan ke kami," jelas Jeffry.
Tahun 2019, tambah Jeffry, PII akan lebih agresif membeli saham perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kepelabuhanan seperti pengelola terminal, bongkar muat, pergudangan, pelayaran, dan sebagainya. (ARN)