MALANG, KOMPAS-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap pencarian Cockpit Voice Recorder atau CVR Pesawat Lion Air 737 Max 8 bernomor registrasi PK-LQP segera membuahkan hasil. Jika CVR ditemukan, akurasi fakta yang didapat guna menunjang investigasi tentang penyebab jatuhnya pesawat yang tengah terbang dari Jakarta menuju Pangkal Pinang, pada akhir Oktober 2018 lalu, bisa lebih tinggi.
“Harapan kami 10 hari ke depan sudah ketemu. Kalau (CVR) ketemu akurasi tentang berbagai fakta itu lebih tinggi,” ujar Budi menjawab pertanyaan awak media usai menghadiri kuliah umum dan Talk Show di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, Jumat (30/11/2018).
Hadir pada kegiatan tersebut, antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Rektor UMM Fauzan.
Menurut Budi, pencarian terus dilakukan. Ada satu kapal yang memiliki kemampuan handal dari Singapura yang membantu pencarian CVR di Perairan Karawang, Jawa Barat. “Ini masih proses, masih ada lima bulan lagi upaya cari hasil yang sebenarnya,” katanya.
Hari ini juga, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Direktur Kelaikan Udara Kementerian Perhubungan, berangkat ke Markas Boeing di Seattle, Amerika. Di sana, mereka akan melanjutkan investigasi dengan simulator. Selain itu, mereka juga akan berdiskusi dengan sejumlah pihak terkait masalah ini.
Ketika disinggung soal klarifikasi oleh KNKT ihwal pemberitaan mengenai kelaikan pesawat PK-LQP, Budi mengatakan sesuai apa yang dinyatakan oleh KNKT. ”Pada dasanya, dari pengamatan sampai sejauh ini penerbangan itu laik. Itu koreksi dari KNKT. Saya tidak menambahi dan tidak mengurangi,” katanya.
Berdasarkan informasi yang ia peroleh dari KNKT, menurut Budi, pada pemberitaan pertama, terjadi salah pengertian soal laik dan tidak laik. “Kemarin mereka (KNKT) mengatakan, yang sebelumnya itu salah persepsi, karena yang tertulis tidak ada yang menyatakan tidak laik,” ucapnya.
Sementara itu, di hadapan ribuan mahasiswa UMM, Budi lebih banyak berbicara tentang pencapaian keberhasilan pembangunan selama empat tahun terakhir. Budi juga memberikan bantuan bus kepada UMM. Tahun ini Kementerian Perhubungan membagikan 180 unit bus kepada perguruan tinggi di Indonesia dan 100 unit pada tahun 2019 nanti.
Adapun Muhadjir Effendy berbicara tentang tema lain. Ia mengatakan pihaknya masih mengkaji rencana dimasukkannya kembali PMP sebagai mata pelajaran. “(Pengkajiannya) sudah final tapi harus ada desiminasi, karena itu akan dilakukan rangkaian seminar dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang kita anggap memiliki sumber pakar di bidang Pancasila,” katanya.