JAKARTA, KOMPAS--Perang dagang Amerika Serikat dengan China berdampak pada kondisi perekonomian global yang memburuk. Jika gagal diantisipasi dengan baik, faktor eksternal ini berpotensi mendekatkan Indonesia pada situasi krisis.
Pengamat ekonomi sekaligus Co-Founder Creco Consulting and Research, Raden Pardede, menilai, sistem keuangan Indonesia harus disiapkan menghadapi krisis ekonomi. Sebab, saat ini beberapa negara telah menjadi korban perang dagang antara AS-China. “Perang dagang ibarat dua gajah yang sedang berperang, sementara negara emerging market adalah rumputnya, Jadi ketika gajah berperang, rumput tetap akan menjadi korban,” ujarnya di Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan volume perdagangan global pada 2018 dan 2019 masing-masing 4,2 persen dan 4 persen. Padahal, pada 2017, volume perdagangan dunia tumbuh 5,2 persen. Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2018 dan 2019 diproyeksikan 3,7 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yakni 3,9 persen.
Salah satu penyebab IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global adalah perang dagang AS-China. Banyak negara, termasuk Indonesia, berharap perang dagang AS-China itu berakhir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Buenos Aires, Argentina, bulan ini. Namun, berbagai kemungkinan bisa terjadi. Hal ini membuat Indonesia tidak hanya bertumpu pada hasil akhir perang dagang AS-China. Tantangan sistem keuangan Indonesia semakin berat dengan berbagai kondisi yang sedang dan akan berlangsung.
“Oleh karena itu, seluruh otoritas keuangan di Indonesia harus bergandeng tangan dan dengan semangat kolaborasi antar-lembaga untuk bekerja sama menghadapi kondisi di masa depan,” katanya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan, faktor eksternal penekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berkurang. “Dunia sudah melihat bahwa normalisasi perekonomian Amerika Serikat tensinya semakin rendah. Tekanan yang mengganggu negara berkembang akan berimbas kembali ke perekonomian negara maju, termasuk AS,” ujarnya. (DIM)