Persaingan Konten Digital di Indonesia Makin Ketat
Oleh
Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Penyedia layanan internet LINE Corporation menyebut persaingan konten digital di pasar Indonesia semakin ketat. Perusahaan asal Jepang ini harus beradu dengan pemain sejenis dari Amerika Serikat dan China.
Managing Director LINE Indonesia Dale Kim yang ditemui di sela-sela pengumuman kompetisi LINE Creativate 2018, Jumat (16/11/2018) sore, di Jakarta, mencontohkan Facebook, Instagram, dan Alibaba. Ketiganya terus berinovasi dan berusaha memenangkan pasar.
"Sejak awal LINE hadir di Indonesia sekitar pertengahan 2012, kami berkomitmen menjadi penyedia layanan internet khusus segmen anak muda. Kami berusaha tampil beda. Segala inovasi fitur diarahkan tetap relevan dengan segmen kami," ujar Dale.
LINE Indonesia mengklaim jumlah pengguna terdaftar relatif stabil, yakni di kisaran 90 juta orang.
Di tingkat Asia Tenggara, dia menyebut pengguna aktif LINE justru bukan berasal dari Indonesia, melainkan Thailand. Di negeri gajah putih itu, LINE mengklaim mayoritas anak muda memakai berbagai fitur.
"(Bisnis) LINE Indonesia masih challenging. Upaya monetisasi terus dilakukan," tutur dia.
Menurut Dale, strategi LINE Corporation jangka panjang adalah menjadi platform multilayanan internet, mulai dari aplikasi percakapan pesan hingga teknologi finansial. Dalam waktu dekat ini, fokus LINE adalah meningkatkan kualitas fitur teknologi finansial.
Menjelang akhir Oktober 2018, LINE Financial Asia mengumumkan rencana mengakuisisi 20 persen saham yang dimiliki oleh PT Bank KEB Hana Indonesia guna memperluas layanan perbankan digital LINE di Indonesia.
Kedua institusi telah melakukan perjanjian kesepakatan. LINE Corporation sebagai induk LINE Financial Asia menegaskan, kolaborasi tersebut nantinya bakal meramaikan pasar layanan perbankan digital di Indonesia.
"Akuisisi masih berproses. Kami telah berbicara dengan regulator di Indonesia," tambah Dale.