Go-Jek dan Grab Bersaing Inovasi Layanan untuk Pasar ASEAN
Oleh
Caecilia Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi, Go-Jek dan Grab, bersaing memperebutkan pangsa pasar di Asia Tenggara. Keduanya saling menggaet korporasi besar, baik demi suntikan modal baru maupun perluasan layanan.
Bank DBS dan PT Go-Jek Indonesia (Go-Jek) mengumumkan kemitraan strategis tingkat regional, Senin (12/11/2018), di Jakarta. Kemitraan ini menyangkut implementasi layanan pembayaran fitur Go-Jek ketika sudah berada di Singapura dan negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Presiden Go-Jek Andre Soelistyo memastikan, Go-Jek segera meluncurkan aplikasi jasa transportasi umum berbasis aplikasi atau ride-hailing versi beta di Singapura dalam beberapa pekan mendatang. Sebelumnya, Go-Jek telah berekspansi di Vietnam.
”Kami telah mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari komunitas pengemudi sejak kami membuka pra-pendaftaran. Kami yakin, melalui kemitraan dengan Bank DBS, Go-Jek pun bakal mendapat sambutan serupa dari konsumen,” ujarnya.
Group Head of Consumer Banking and Wealth Management Bank DBS Tan Su Shan menyebutkan, pihaknya telah memiliki empat juta pengguna kartu kredit atau debit aktif di Singapura. Bank DBS bahkan sudah mempunyai dompet elektronik bernama DBS PayLah!
”Bersama Go-Jek, rencana kami membangun ekosistem digital yang inklusif akan berjalan,” lanjut Tan.
Kemitraan baru
Pekan lalu, pesaing Go-Jek, Grab Holdings Inc (Grab), mengumumkan kemitraan baru terkait proyek kendaraan listrik bersama Hyundai Motor Company (Hyundai) dan Kia Motors Corporation (Kia).
Pada tahap awal, Grab, Hyundai, dan Kia akan meluncurkan serangkaian proyek percontohan kendaraan listrik di Asia Tenggara yang dimulai dari Singapura tahun 2019. Proyek fokus pada penggunaan kendaraan listrik untuk memaksimalkan efisiensi biaya bagi mitra pengemudi Grab.
Presiden of Grab Ming Maa mengatakan, proyek tersebut memungkinkan pihak lain terlibat, seperti pemerintah dan pemain industri infrastruktur. Peran kedua instansi ini diperlukan untuk pembangunan jaringan pusat-pusat pengisian cepat.
Sampai akhir 2018, Ming menyebut Grab bakal mengumpulkan suntikan dana modal lebih dari 3 miliar dollar AS. Investor dalam putaran pendanaan Grab saat ini termasuk Hyundai, Bookings Holdings, Microsoft, dan Toyota.
Di luar itu, Grab menerima suntikan dari lembaga keuangan terkemuka di dunia, seperti OppenheimerFunds, Goldman Sachs Investment Partners, dan Citi Ventures.
Terkait layanan, Ming menjelaskan, Grab serius terjun melayani segmen wisatawan. Oleh karena itu, Grab menerima ajakan kerja sama dari Booking Holdings. Bahkan, Booking Holdings telah menyuntikkan 200 juta dollar AS kepada Grab pada akhir Oktober 2018.
”Pengguna Grab dapat memesan layanan akomodasi yang disediakan Booking Holdings melalui aplikasi Grab. Kemudian, mereka melakukan pembayaran menggunakan dompet digital GrabPay,” ujarnya.