GE Foundation Sumbang 250.000 Dollar AS untuk Lombok dan Palu
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Untuk mendukung pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi di daerah terdampak bencana alam gempa dan tsunami beberapa bulan silam, General Electric Foundation bekerja sama dengan Habitat for Humanity Indonesia.
Upaya tersebut diawali dengan penyerahan donasi sebesar 250.000 dollar Amerika Serikat oleh GE Foundation kepada organisasi nirlaba di bidang perumahan, Habitat for Humanity Indonesia di Jakarta, Selasa (6/11/2018).
Dana tersebut akan difokuskan untuk program pemulihan dampak bencana alam di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah. "Langkah ini merupakan bentuk peran aktif dalam pembangunan Indonesia serta kepedulian pada masyarakat yang tertimpa bencana," jelas CEO GE Indonesia Handry Satriago.
Tidak hanya berupa dana, pihak GE juga akan mengerahkan relawan melalui GE Volunteers untuk terlibat dalam pembangunan tersebut. Relawan yang akan disiapkan utamanya dari karyawan GE Indonesia. Namun, menurut Handry, masyarakat umum juga bisa terlibat dalam gerakan tersebut.
Direktur Nasional Habitat untuk Kemanusiaan Indonesia Susanto Samsudin menjelaskan, dana tersebut akan dialokasikan pada pembangunan saluran air dan fasilitas toilet. "Kondisi di kedua daerah terdampak bencana itu banyak yang kesulitan akses air bersih," kata Susanto.
Desa Sajang, Sembalun di Lombok Timur menjadi fokus pembangunan awal. Desa tersebut berada di wilayah yang terdampak gempa cukup parah pada 29 Juli 2018, selain Lombok Utara dan Mataram.
Sebagian donasi GE Foundation akan digunakan untuk membuat saluran dan bak penampungan air sebesar 150 meter kubik. Penampungan bisa dimanfaatkan sekitar 530 kepala keluarga. Pembangunan diperkirakan selesai dalam tiga bulan, hingga akhir Januari 2019.
Sementara di Sulawesi Tengah, bantuan dana akan diberikan untuk pembangunan toilet untuk 350 kepala keluarga, serta saluran air yang terhubung ke sumber air untuk 150 kepala keluarga di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi.
Namun, pembangunan yang diperkirakan membutuhkan waktu 12-18 bulan tersebut masih menunggu penentuan lokasi tempat tinggal tetap untuk masyarakat oleh pemerintah. Sebelumnya, gempa dan tsunami menerjang Palu dan daerah lain di Sulawesi Tengah pada akhir September 2018. (ERIKA KURNIA)