JAKARTA, KOMPAS — Tren teknologi digital memengaruhi kultur bekerja. Perusahaan dituntut aktif berinteraksi langsung dengan konsumen agar inovasi yang diciptakan selalu relevan.
Demikian benang merah diskusi Culture and Ethics: Building An Unbeatable Company Culture With Employee Engagement, Selasa (23/10/2018), di Jakarta. Diskusi ini merupakan bagian dari konferensi Tech In Asia Jakarta 2018.
Head of People Grab Ong Chin Yin menceritakan, kultur Grab mendorong setiap karyawan memiliki kedekatan dengan mitra dan konsumen. Salah satu bentuk yang dianjurkan adalah berinteraksi langsung. Untuk itu, pendiri perusahaan rutin meluangkan waktu mereka untuk berinteraksi.
Kultur lain yang ditanamkan adalah eksekusi inovasi hingga layanan secara cepat. Perpaduan kedua kultur tersebut diyakini mendukung kelancaran bisnis.
”Kinerja bisnis harus selalu tumbuh. Pada saat bersamaan, kami mesti menjaga interaksi dengan mitra atau konsumen,” ujar Yin.
Menurut dia, perusahaan membebaskan setiap divisi mengembangkan sistem bekerja sendiri asal tidak mengabaikan kultur utama. Sebagai perusahaan teknologi, Grab tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap karyawan perempuan atau laki-laki. Pada saat perekrutan, Grab mengutamakan kompetensi daripada jender.
Founder dan CEO Alodokter—aplikasi konsultasi dokter dan layanan kesehatan—Nathanael Faibis mengemukakan, hal tersulit adalah merekrut pekerja yang memiliki keinginan maju dan komunikatif. ”Kami selalu menekankan pada karyawan mengenai pentingnya bergerak bersama mitra. Kami rasa, di perusahaan berskala apa pun, kultur memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen selalu ada,” kata Nathanael.
CEO RedDoorz—penyedia jaringan dan penjualan layanan daring kamar hotel dengan harga terjangkau—Amit Saberwal mengemukakan, perusahaannya menekankan pentingnya komunikasi dua arah antara pemimpin perusahaan dan karyawan. Komunikasi ini bisa berlangsung dalam ruang formal dan informal.
”Kami terbiasa menyampaikan pencapaian kinerja kepada karyawan, baik hasil positif maupun negatif. Kami sampaikan pula mengenai kondisi makroindustri dan pasar. Mereka bisa memberikan masukan, lalu bersama-sama mencari solusi,” katanya.