Moody\'s: Pendapatan di Asia Pasifik Tumbuh Moderat
Oleh
Caecilia Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Perusahaan analis jasa keuangan dan pemeringkat kelayakan kredit, Moody\'s, memperkirakan, pertumbuhan pendapatan industri telekomunikasi di Asia Pasifik akan kembali moderat pada 2019.
Laporan Moody\'s "Telecommunications — APAC: 2019 Outlook" mencakup industri telekomunikasi di sebelas negara di Asia Pasifik, yakni Australia, Bangladesh, China, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
"Situasi pertumbuhan pendapatan melambat paling terasa di pasar negara berkembang, dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan akan turun menjadi 3,0 persen hingga 3,5 persen pada 2019. Sementara pada 2017, persentase pertumbuhan sudah berkisar 3,9 persen," ujar Nidhi Dhruv, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody\'s, dalam keterangan pers, Rabu (24/10/2018).
Dia mengatakan, faktor penyebab melambatnya pertumbuhan pendapatan adalah semakin ketatnya persaingan antar operator telekomunikasi. Ditambah lagi, tingginya pengembalian pemegang saham yang tinggi dan belanja modal akan terus menekan pembentukan arus kas bebas.
Oleh karenanya, operator telekomunikasi dituntut mencari diversifikasi pendapatan dari bisnis tradisionalnya, seperti menjalin lebih banyak kemitraan lintas sektor industri.
"4G akan tetap menjadi teknologi dominan yang digunakan oleh
perusahaan telekomunikasi. Adapun, 5G bakal mendapatkan perlakuan lebih banyak pada 2019-2020. Jepang, Korea Selatan, dan Australia mungkin memimpin pada peluncuran 5G tahun mendatang," tutur dia.
Menurut Nidhi, peringkat utang operator telekomunikasi di 11 negara Asia Pasifik masih relatif stabil 12 hingga 18 bulan mendatang. Meski likuiditas di pasar melemah, level tersebut mendukung para operator tetap memperoleh akses ke pembiayaan perbankan dan obligasi.