Dorong Pertumbuhan Jumlah Investor lewat Aplikasi Digital
Oleh
DEWI INDRIASTUTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelayanan pembukaan rekening efek yang selama ini dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu lama perlu diubah menjadi digital. Hal itu untuk menyederhanakan proses sehingga memudahkan calon investor baru bertransaksi serta untuk menumbuhkan jumlah investor.
Direktur Utama PT IndoPremier Sekuritas Moleonoto The mengatakan, permasalahan utama yang menjadi keluhan calon investor yang ingin bertransaksi efek adalah proses pembukaan rekening yang membutuhkan waktu lama. Selain itu, juga melibatkan banyak dokumen fisik, proses verifikasi tatap muka, dan tanda tangan basah.
”Perlu adanya perubahan, cara lama itu baik. Namun, tetap harus senantiasa mencari terobosan baru yang lebih baik lagi dengan merangkai ketersediaan berbagai infrastruktur untuk menyederhanakan proses pembukaan rekening efek,” ujarnya dalam acara Peluncuran Digitalisasi Pembukaan Rekening Efek dan Rekening Dana Nasabah dari Indopremier dan Bank Permata di Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Menurut Moleonoto, waktu yang dibutuhkan oleh calon investor di Pulau Jawa untuk membuka rekening efek yaitu dua hingga tiga hari. Namun, bagi mereka yang tinggal di luar Pulau Jawa setidaknya membutuhkan waktu seminggu bahkan lebih untuk membuka rekening efek.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, PT IndoPremier bekerja sama dengan PT Bank Permata Tbk meluncurkan suatu terobosan untuk menyederhanakan proses pembukaan rekening efek saham dan reksa dana secara digital dengan mengunduh aplikasi IPOTGO dan IPOTPAY milik IndoPremier.
Calon investor melakukan pendaftaran pada aplikasi tersebut dengan memasukkan nomor KTP elektronik, mengunggah foto diri dengan memegang KTP elektronik, dan foto spesimen tanda tangan. Moleonoto mengklaim bahwa dalam waktu kurang dari 1 jam, nasabah akan mendapatkan rekening efek sebagai rekening transaksi.
Adapun, nasabah juga memperoleh subrekening efek (SRE) sebagai rekening penyimpanan efek dan nomor single investor identification, dan rekening dana nasabah (RDN) yang dibukakan di Permata Bank sebagai bank RDN terdaftar untuk rekening penampungan dana.
IndoPremier Sekuritas dan Bank Permata memanfaatkan teknologi untuk penggunaan tanda tangan secara elektronik dan video call untuk pengganti face to face. Akibat pemanfaatan teknologi tersebut, tidak ada lagi dokumen hardcopy yang perlu disampaikan calon investor kepada IndoPremier Sekuritas dan Bank Permata.
”Kami berkomitmen untuk terus berinovasi memberikan produk dan layanan yang simple fast dan reliable. Teknologi menjadi suatu langkah maju dalam rangka berinvestasi bagi masyarakat Indonesia,” ujar Ridha DM Wirakusumah, Direktur Utama PT Bank Permata Tbk.
Pertumbuhan investor
Adapun layanan itu diharapkan dapat mendorong masyarakat berinvestasi, lanjut Moleonoto, lima tahun lalu jumlah SID 320.000 orang, sekarang menjadi 1,5 juta SID. Harapannya, ke depan pertumbuhan jumlah investor akan terus meningkat. ”Tujuan lain agar meningkatkan inklusi keuangan di negeri ini.”
Deputi Direktur Pengembangan Kebijakan Transaksi Lembaga Efek dan Manajemen Krisis Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Arif Safarudin S mengatakan, masyarakat Indonesia yang berinvestasi baru sebesar 1 persen. Hal itu dihitung dari total penduduk Indonesia setidaknya 226 juta orang, sedangkan yang berinvestasi hanya 1,5 juta orang.
”Peningkatan jumlah investor akan berpengaruh pada sistem keuangan Indonesia agar ke depan lebih stabil. Pasar modal Indonesia semoga semakin dapat lebih berperan sebagai penyedia dana untuk pembangunan,” kata Arif.
Sementara itu, Direktur utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi menyampaikan, layanan digitalisasi itu akan membantu calon investor di daerah yang ingin berinvestasi di pasar modal. Dengan adanya terobosan ini diharapkan jumlah investor pasar modal Indonesia akan semakin bertambah sehingga pasar modal menjadi pilihan utama masyarakat dalam berinvestasi. (MELATI MEWANGI)