Ooredoo Tetap Suntikkan Dana Belanja Modal bagi Indosat
Oleh
Caecilia Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Direktur Utama Indosat Ooredoo Chris Kanter, dalam konferensi pers, Kamis (18/10/2018), di Jakarta, menyebutkan, seluruh pendanaan tetap berasal dari Ooredoo, selaku pemegang saham mayoritas. Dia menegaskan tidak ada investor baru dalam tubuh Indosat Ooredoo.
Sebagai strategi tahun 2019, Indosat Ooredoo masih akan fokus memperluas jangkauan jaringan 4G Long Term Evolution dan memperbanyak portofolio produk benda terhubung internet. Dua upaya ini diyakini tetap relevan di tengah ketatnya persaingan antarpelaku industri telekomunikasi dan pesatnya perkembangan digital.
Chris terpilih pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Indosat Ooredoo yang berlangsung Rabu (17/10/2018), di Jakarta. Dia sebelumnya menjabat sebagai komisaris. Jabatan presiden direktur dan CEO lama dipegang Joy Wahyudi yang mengundurkan diri dan tidak lagi menjalankan tugasnya sejak 25 September 2018.
"Saya sudah menghadap langsung ke Ooredoo, berkonsultasi langsung mengenai nilai belanja modal tahun 2019. Rencana saya, sebagian besar nilai belanja modal diperuntukkan bagi transformasi bisnis dan sumber daya manusia. Ada dana pula yang akan digelontorkan untuk merekrut jasa konsultan demi melancarkan agenda transformasi," kata dia.
Perluasan jaringan atau pun portofolio IoT menjadi bagian kecil di agenda transformasi. Chris meyakini, ujung tombak keberhasilan transformasi ada di sumber daya manusia. Oleh karenanya, pada rapat perdananya, dia justru mengatur ulang jabatan struktural beserta tenaga kerjanya.
Dia mengaku terjun langsung memilih nama-nama orang untuk menduduki struktur yang dia inginkan, seperti Chief Marketing Officer. Langkah tersebut telah diketahui oleh Ooredoo.
Menurut dia, performa Indosat Ooredoo selama dua tahun terakhir tidak menonjol. Perluasan jangkauan jaringan pun tertinggal dari operator lain. Ditambah lagi, semangat inovasi yang sejak 51 tahun beroperasi jadi nafas perusahaan kurang dijalankan.
"Dulu, perusahaan ini selalu terdepan dalam inovasi, mulai dari sambungan langsung internasional, sistem anjungan tunai mandiri lintas perbankan, hingga talenta. Makanya, saya ingin kembalikan semangat inovasi ini dimulai dari merombak sumber daya manusia di internal," tambah dia.
Mengutip info memo Indosat Ooredoo, hingga semester I-2018, pendapatan perusahaan mencapai Rp 11,1 triliun. Nilai ini turun 26,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017, yakni Rp 15,1 triliun. Dalam keterangan resminya, Indosat Ooredoo menjelaskan, penurunan nilai pendapatan tersebut disebabkan oleh kebijakan wajib registrasi nomor prabayar dengan validasi data tunggal kependudukan. Kebijakan wajib ini mengubah strategi pemasaran dari metode push menjadi pull atau berdasarkan permintaan pasar.
Indosat Ooredoo membukukan rugi bersih sebesar Rp 693,7 miliar atau turun sebesar 188,5 persen dibanding semester I-2017.
Pada semester I-2018, jumlah pelanggan seluler tercatat sebesar 75,3 juta orang atau turun 21,9 persen dibanding periode yang sama tahun 2017.
Per tanggal 30 Juni 2018, Indosat Ooredoo memiliki utang pokok sebanyak Rp 19.289 miliar. Perusahaan mempunyai kontrak forward valuta asing sebesar 29,5 juta dollar AS. Posisi kas perusahaan yaitu Rp 1.318,5 miliar, dengan utang bersih Rp 17.971 miliar. (MED)