JAKARTA, KOMPAS - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Indosat Ooredoo, Rabu (17/10/2018), di Jakarta, memutuskan mengangkat Chris Kanter sebagai Direktur Utama. Jabatan ini sebelumnya dipegang oleh Joy Wahyudi yang mengundurkan diri pada pertengahan September 2018.
Chris Kanter merupakan komisaris Indosat Ooredoo sejak tahun 2010 hingga 2018. Dia juga pernah menjadi anggota MPR RI periode 1998-2002, Presiden Kamar Dagang Jerman-Indonesia periode 2007-2009, dan anggota Badan Koordinasi Penanaman Modal selama tahun 2010-2014.
Dalam keterangan resminya, Indosat Ooredoo berharap terpilihnya Chris Kanter diharapkan bisa membawa perusahaan ke arah manajemen lebih baik.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) juga menyetujui pengangkatan Eyas Naif Assaf dan Arief Musta\'in sebagai direktur, serta Hilai Suleiman Malawi, Andrew Tor Oddvar dan Ahmad Abdulaziz A A Al-Neama sebagai komisaris.
Mengutip info memo Indosat Ooredoo, hingga semester I-2018, pendapatan perusahaan mencapai Rp 11,1 triliun. Nilai ini turun 26,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017, yakni Rp 15,1 triliun. Dalam keterangan resminya, Indosat Ooredoo menjelaskan, penurunan nilai pendapatan tersebut disebabkan oleh kebijakan wajib registrasi nomor prabayar dengan validasi data tunggal kependudukan. Kebijakan wajib ini mengubah strategi pemasaran dari metode push menjadi pull atau berdasarkan permintaan pasar.
Indosat Ooredoo membukukan rugi bersih sebesar Rp 693,7 miliar atau turun sebesar 188,5 persen dibanding semester I-2017.
Pada semester I-2018, jumlah pelanggan seluler tercatat sebesar 75,3 juta orang atau turun 21,9 persen dibanding periode yang sama tahun 2017.
Per tanggal 30 Juni 2018, Indosat Ooredoo memiliki utang pokok sebanyak Rp 19.289 miliar. Perusahaan mempunyai kontrak forward valuta asing sebesar 29,5 juta dollar AS. Posisi kas perusahaan yaitu Rp 1.318,5 miliar, dengan utang bersih Rp 17.971 miliar.