Mencuatkan Kearifan, Menyelesaikan Persoalan
Sejumlah kearifan lokal Indonesia mencuat di Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia 2018. Acara yang digelar di Nusa Dua Bali, 8-14 Oktober, itu dihadiri 34.000 peserta dari 189 negara.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde kembali menggaungkan semangat gotong-royong dalam bahasa Bali, menyama braya, pada konferensi pers pembukaan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, Kamis (11/10/2018).
Sepekan menjelang pertemuan tahunan itu, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde di Washington DC, Amerika Serikat, menyebutkan gotong-royong dan Bhineka Tunggal Ika. Semangat gotong royong diungkap Lagarde untuk menekankan kerja sama multilateral di tengah kondisi ketidakpastian perekonomian dan keuangan global.
“Jika negara-negara bekerja sama, jauh lebih mungkin meningkatkan kesejahteraan rakyatnya daripada melakukannya sendiri-sendiri. Semangat multilateral itu tertangkap dalam ungkapan indah bahasa Indonesia, yakni gotong royong atau bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama,” ujarnya.
Dalam penutupan pidato tersebut, Lagarde juga memaparkan keanggotaan IMF yang beragam, terdiri dari banyak negara. Hal itu secara indah terangkum dalam semboyan negara Indonesia Bhinneka Tunggal Ika atau Unity in Diversity.
Dalam forum Tri Hita Karana, Kamis lalu, Presiden Joko Widodo mengangkat falsafah hidup masyarakat Bali, Tri Hita Karana. Presiden menyatakan, Tri Hita Karana bukan sekadar bahagia, tetapi tiga kebahagiaan. Pertama, kebahagiaan bersama sesama, kedua dengan alam, dan ketiga dengan Tuhan.
Dalam falsafah Bali, Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” berarti kebahagiaan, dan “Karana” yang berarti penyebab. Tri Hita Karana berarti tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dengan sesama, alam, dan Tuhan.
Ajaran hidup itu dimaksudkan untuk menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dan Hyang Widi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa (Parahyangan), sesama (Pawongan), dan alam lingkungan (Palemahan).
Forum Tri Hita Karana merupakan forum inisiasi Indonesia dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018. Forum itu bertema “Blended Finance and Innovation for Better Business Better World”. Forum tersebut menyoroti peran bisnis, keuangan, dan inovasi dalam mencapai tujuan pembanguan berkelanjutan (SDGs).
Dalam forum itu, Indonesia menawarkan lebih dari 30 proyek, investasi, dan inisiatif terkait SDGs. Proyek-proyek itu dilakukan untuk mengurangi kemiskinan dan menanggulangi perubahan iklim. Pemerintah optimistis forum tersebut dapat mengerahkan investasi senilai total 10 miliar dollar AS melalui blended finance atau pembiayaan kolaborasi swasta.
Pembiayaan di luar APBN itu digunakan untuk sektor prioritas di Indonesia, seperti infrastruktur penghijauan, penggunaan lahan lestari, kelautan, ekowisata, kesehatan, pemberdayaan perempuan, dan inovasi.
Berbagai kesepakatan kerja sama dibahas dan dilakukan dalam forum itu. Dua di antaranya adalah Pengembangan Pariwisata Danau Toba Berbasis Ekowisata dan Budaya senilai 400 juta dollar AS serta Pengembangan Solusi Jaringan Berkelanjutan (SDSN) senilai 30 juta dollar AS.
Habiskan dollar AS
Mengutip survei yang dikeluarkan Gallup, sebuah perusahaan riset di Amerika Serikat, pada awal tahun ini, Indonesia menjadi satu dari 8 negara yang paling bahagia di dunia. Survei itu juga menyebutkan Indonesia sebagai negara yang paling optimistis.
“Jika yang Anda cari adalah kebahagiaan, maka Anda datang ke tempat yang tepat di sini di Indonesia. Indonesia mungkin bukan yang terkaya, bukan yang paling maju, tetapi ternyata Indonesia adalah salah satu negara paling bahagia di dunia. Jadi apa yang membuat orang Indonesia bahagia? Itu pekerjaan rumah bagi Anda. Anda menemukan jawaban itu di Indonesia. Habiskan beberapa dollar untuk berwisata ke Indonesia untuk mencoba mencari tahu jawabannya, sembari melihat dan mendengarkan dangdut,” kata Jokowi dibarengi tayangan video goyang dayung pada acara pembukaan Asian Games 2018.
Devisa
Di tengah ajakan itu, saat ini Indonesia tengah membutuhkan devisa untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dan menurunkan defisit transaksi berjalan. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, nilai tukar rupiah pada Jumat (12/10/2018) sebesar Rp 15.194 per dollar AS.
Bank Indonesia mencatat, pada triwulan II-2018, transaksi berjalan Indonesia defisit 8 miliar dollar AS atau 3,04 persen produk domestik bruto (PDB). Sementara, transaksi modal dan finansial pada triwulan II-2018 hanya setengahnya, yakni 4 miliar dollar AS.
Ajakan berwisata tersebut, muaranya, pada pemasukan devisa berupa dollar AS ke Indonesia. Kenyataan harus dihadapi, persoalan tetap mesti dituntaskan. (Hendriyo Widi)