Setiap tahun, Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia menyelenggarakan dua pertemuan yang diikuti seluruh anggotanya. Perwakilan dari 189 negara hadir di Pertemuan Musim Semi yang diselenggarakan setiap bulan April dan Pertemuan Tahunan setiap bulan September atau Oktober.
Pertemuan diadakan di Washington DC, Amerika Serikat, lokasi kantor pusat IMF dan Bank Dunia. Gedung dua lembaga itu berdekatan, menghadap taman yang dibelah Pennsylvania Avenue, tak sampai satu kilometer dari Gedung Putih. Setiap kali digelar, peserta pertemuan hilir-mudik dari gedung IMF ke gedung Bank Dunia, dan sebaliknya. Beberapa diskusi dan seminar diselenggarakan di Gedung George Washington University yang berjarak satu blok dari IMF dan Bank Dunia.
Khusus untuk pertemuan tahunan, setiap tiga tahun sekali diselenggarakan di luar AS. Negara-negara anggota IMF bersaing dan menawarkan diri untuk menjadi penyelenggara acara yang mempertemukan pemerintah dan non-pemerintah di sektor ekonomi, keuangan, dan pembangunan. Tahun ini, Indonesia menjadi penyelenggaranya. Pada tahun-tahun sebelumnya, pertemuan tahunan digelar antara lain di Lima (Peru) pada 2015, di Tokyo (Jepang) pada 2012, di Istanbul (Turki) pada 2009, dan di Singapura pada 2006.
Pada acara utama di tiga hari terakhir penyelenggaraan pertemuan, ada forum yang antara lain diikuti menteri keuangan dan gubernur bank sentral. Sejak awal pekan, berbagai kegiatan sudah digelar, antara lain seminar, diskusi, serta pertemuan bilateral dan multilateral. Ada juga pertemuan yang melibatkan kelompok negara-negara seperti G20, G7, dan G24.
Tahun ini, Indonesia menjadi penyelenggara Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia. Jauh-jauh hari, nuansa optimisme perihal kehadiran peserta sudah terasa. Perkiraan peserta dari Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia terus meningkat, dari semula 15.000 orang menjadi 17.000 orang, kemudian 19.800 orang. Kenyataannya, sekitar 34.000 orang mendaftar sebagai peserta, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Mereka akan menjadi peserta acara di sekitar 2.000 pertemuan simultan dalam rangkaian pertemuan tahunan ini, baik berupa pertemuan utama, pertemuan sampingan, kegiatan paralel, maupun pertemuan bilateral di Bali.
Pertemuan kali ini digelar di tengah kondisi ketidakpastian global yang masih kuat, bahkan cenderung meningkat. Tak hanya Indonesia yang mengalami dampaknya, namun banyak negara lain juga merasakannya, antara lain terlihat dari nilai tukar yang melemah terhadap dollar AS.
Adapun Indonesia mengusung empat isu prioritas, yakni kebijakan ekonomi global, pembiayaan infrastruktur, ekonomi digital, serta ekonomi dan keuangan syariah. Berbagai pembahasan dalam pertemuan itu diharapkan membawa manfaat bagi perekonomian dunia dan Indonesia.
Mengutip Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, negara-negara yang bekerja sama lebih mungkin meningkatkan kesejahteraan rakyatnya daripada sendiri-sendiri. Ini saatnya meraih manfaat Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia demi kepentingan bersama. (Dewi Indriastuti)