JAKARTA, KOMPAS -- Dalam industri media dan hiburan di tingkat Asia, Indonesia tak hanya berpeluang menjadi pasar, melainkan juga sebagai produsen. Di sisi lain, minat Indonesia terhadap produk industri media dan hiburan Korea dinilai tinggi.
Menurut Chief Executive Officer PT Trans Media Corpora (Trans Media) Atiek Nur Wahyuni, dari data yang dihimpun, Indonesia menduduki posisi tiga besar dalam mengakses konten media dan hiburan Korea melalui kanal Youtube.
Adanya potensi pasar itu mendorong kerja sama Trans Media dengan SM Entertainment Group (SM) dari Korea Selatan. "Kerja sama ini memungkinkan konten industri hiburan dan media Indonesia merambah pasar Korea," ujar Atiek saat ditemui setelah jumpa pers di Jakarta, Senin (8/10/2018).
Kerja sama itu tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani kedua belah pihak di Kantor Pusat CT Corp, Jakarta, Senin. Keduanya sepakat membentuk usaha patungan (joint venture) di Indonesia.
Peluncuran resmi usaha patungan ditargetkan dalam tiga bulan ke depan. Setelah penandatanganan nota kesepahaman, sejumlah rapat yang dihadiri pihak Trans Media dan SM digelar secara intensif di Jakarta dan Seoul untuk membahas model bisnis usaha patungannya.
Adapun sektor-sektor yang disepakati kedua belah pihak meliputi bisnis gaya hidup, platform gawai bergerak (mobile platform), dan pengelolaan bakat (talent management).
Kerja sama tersebut bersifat timbal-balik dari saling menguntungkan. Atiek mengatakan, SM dapat mempelajari keunggulannya dalam mengembangkan jaringan berita di era digital.
Dari pihak SM, Atiek berharap dapat mengadopsi pengelolaan bakat yang telah berkembang sehingga artis, aktor, dan penyanyi dapat dididik di Indonesia dan nantinya diharapkan mendunia. "Kami akan membuat Indonesian Pop atau I-Pop dengan mempelajari kontribusi SM dalam membentuk K-Pop (Korean Pop)," kata Atiek.
Salah satu bentuk kerja sama bisnis di gaya hidup, menurut Atiek, dapat berupa penjualan cenderamataartis atau grup artis Korea yang diorbitkan SM di toko ritel Indonesia secara resmi. Selama ini, mayoritas penjualan cenderamata asli tersebut berlangsung dalam jaringan (daring).
Di sektor platform gawai bergerak, teknologi yang sudah dikembangkan SM akan diadopsi Trans Media. "Kami memilih bekerja sama dengan SM karena sevisi untuk terus mengembangkan industri media dan hiburan di era digital, salah satunya melalui mobile platform," ucap Chairman CT Corp Chairul Tanjung.
Bentuk platform gawai bergerak itu juga akan dibahas dalam rapat-rapat berikutnya. Chairul menambahkan, selain model bisnis, besaran investasi dari masing-masing pihak juga akan dibahas dalam rapat.
Group Chief Executive Officer SM Young Min Kim mengatakan, kerja sama dengan Trans Media akan berkontribusi dalam membentuk dunia hiburan dan media baru bagi anak muda. "Kami harap, kedua belah pihak dapat menikmati setiap proses dalam menjalin kerja sama ini," katanya. (JUD)