JAKARTA, KOMPAS — Taiwan menyasar wisatawan Indonesia untuk meningkatkan jumlah pengunjung dari Indonesia. Mereka menawarkan wisata alam yang menyegarkan.
Director Taiwan Tourism Bureau Kuala Lumpur Office Abe Chou mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata di Taiwan. “Kami memiliki target, jumlah wisatawan dari Indonesia pada tahun ini dapat meningkat menjadi 10 persen,” kata Abe dalam Pameran Produk Pariwisata Taiwan 2018 di Jakarta, Jumat (28/9/2018).
Pada tahun lalu, jumlah wisatawan dari Indonesia sebesar 5 persen dari total pengunjung yang datang ke Taiwan. Untuk meningkatkan jumlah tersebut, berbagai wisata bertema alam ditawarkan dengan tempat unggulan wisata buah-buahan.
Letak geografis Taiwan dikelilingi oleh laut dan 70 persen wilayahnya merupakan pegunungan. Puncak pegunungan di Taiwan cukup curam dengan lembah-lembah yang mengandung keragaman jenis tumbuhan. Pegunungan tersebut memiliki berbagai jenis tanaman langka yang disebut dengan ekosistem belahan bumi utara.
Pesona pariwisata di Taiwan terdiri dari makanan, minuman, tempat wisata, dan hiburan. Ada enam tema besar dari pariwisata Taiwan, yaitu kuliner, belanja, budaya, romantika, ekologi, dan gaya hidup sehat serta berkelanjutan.
Abe mengatakan, Taiwan memiliki ciri khas tradisi pasar malam. Pada masa lampau, pasar malam menjadi tempat rekreasi yang penting bagi masyarakat Taiwan.
Di pasar malam, akan dijumpai pedagang kaki lima kuliner, busana, aneka barang lainnya, dan permainan sederhana. Pasar malam tersebut berada di kota Taichung, Keelung, Taipei, dan lain-lain.
Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Elly Hutabarat mengatakan, kelas menengah di Indonesia merupakan target pasar potensial. Mereka memiliki minat yang besar untuk berwisata. Di Indonesia, jumlah kelas menengah mendominasi sehingga peluang untuk mendapatkan wisatawan sangat besar.
Wisatawan muslim
Abe mengatakan, pemerintah Taiwan berusaha memberikan kenyamanan kepada umat muslim yang datang ke Taiwan. Mereka berusaha menciptakan lingkungan pariwisata yang ramah bagi umat muslim. Berdasarkan data Global Muslim Tourim Index (GMTI) pada 2018, Taiwan berada di peringkat kelima sebagai tujuan wisata negara Non Muslim.
Menurut Elly, wisatawan muslim dari Indonesia sangat penting bagi pariwisata di Taiwan. Oleh karena itu, perlu ada fasilitas yang mendukung, khususnya restoran. “Restoran dengan label Halal, sangat dibutuhkan wisatawan muslim,” kata Elly.
Ia mengatakan, pada umumnya wisatawan muslim akan berwisata pada masa Idul Fitri hingga lebaran. Pada masa itu, mereka akan berwisata bersama keluarga.
Kesegaran alam
Travel blogger Andra Alodita mengaku kagum dengan keindahan alam di Taiwan. Ia terkesan dengan rekreasi pertanian Tsou Ma Lai di distrik Danei, Tainan.
Ia terkesan dengan perkebunan yang menghampar seluas 120 hektar. “Saya dapat memetik buah dan sayur yang segar, serta menikmatinya langsung,” tutur Andra.
Andra merasa tenang ketika berada di tengah-tengah perkebunan. Ia sengaja menjauhkan gawainya untuk menikmati kesejukan udara dan suasana yang damai.