JAKARTA, KOMPAS - Angkatan kerja Indonesia didominasi generasi milenial yang membutuhkan perencanaan pengelolaan keuangan. Kondisi ini menciptakan peluang bagi Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) untuk meningkatkan dana kelolaan dengan menjangkau generasi milenial.
Indonesia memiliki bonus penduduk dengan usia produktif hingga 2030. Jumlah generasi milenial mencapai 61,68 juta jiwa. Saat ini merupakan masa yang tepat bagi ADPI untuk melakukan sosialisasi dan edukasi secara masif kepada milenial untuk merencanakan dana pensiun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia menjadi negara dengan bonus demografi. Pengelola dana pensiun harus memanfaatkan momentum ini untuk menjaring milenial dalam merencanakan pengelolaan dana pensiun. Cara yang bisa digunakan untuk menjangkau milenial adalah melalui pendekatan yang sesuai dengan karakter milenial yang kreatif, terkoneksi, dan percaya diri.
"Banyak sekali orang yang percaya bahwa ketika pensiun akan diurusi anak atau keluarga. Selain itu, jangan dua tahun jelang pensiun, baru mengumpulkan dana pensiun. Sementara, milenial lebih suka menghabiskan uang untuk membeli kopi ketimbang merencanakan hari tua ketika pensiun. Ini waktu yang tepat bagi pengelola dana pensiun untuk menjangkau milenial melalui pendekatan yang menyesuaikan dengan karakter mereka. Salah satunya melalui pendekatan teknologi karena milenial bergantung pada teknologi," kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Sri Mulyani menambahkan, ADPI perlu menjangkau milenial agar mereka memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan hidup di masa depan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi melalui aplikasi dan ilustrasi tentang persiapan kehidupan setelah pensiun.
Total dana kelolaan dari industri keuangan non bank (IKNB) sebesar Rp 2.279 triliun atau 15 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB). Sementara, dana pensiun sebesar Rp 226 triliun atau 11,7 persen dari IKNB dan 1,85 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Dana pensiun Thailand sebesar 6 persen dari PDB. Kanada lebih besar lagi, 72 persen dari PDB. Ini jadi tantangan bagi ADPI untuk menjangkau milenial guna menaikan dana kelolaan," ujarnya
Era Milenial
Asosiasi Dana Pensiun Indonesia menggelar seminar dengan tema Prospek, Tantangan dan Strategi Mengelola Dana Pensiun di Era Milenial. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan hari ulang tahun ADPI ke-33.
Ketua Umum ADPI Suheri mengatakan, pengelola dana pensiun perlu mengetahui prospek, tantangan dan strategi industri dana pensiun dimasa depan. Hal ini terkait untuk mendorong generasi milenial agar menyadari pentingnya program pensiun, menghindari ketergantungan hidup pada saat memasuki usia pensiun, dan untuk mendorong regulator mempersiapkan regulasi, tata kelola dan infrastruktur industri dana pensiun di era milenial.
"Perkembangan telekomunikasi dan informasi sangat cepat dan menyebabkan gaya hidup milenial berubah dengan bergantung pada teknologi. Kondisi ini jadi prospek sekaligus tantangan untuk menyesuaikan strategi pengelolaan dana pensiun untuk menjangkau milenial," ujar Suheri.
ADPI memanfaatkan penyebaran informasi melalui platform dalam jaringan maupun aplikasi ponsel pintar tentang pentingnya dana pensiun untuk menjangkau milenial. Selain itu, turut ditambahkan konten-konten kreatif berupa gambar maupun video untuk menarik minat milenial.
"Layanan secara daring memudahkan penetrasi pada milenial untuk memahami pentingnya dana pensiun," katanya.
Otoritas Jasa Keuangan turut membuat layanan Fintek Center untuk menjamin keamanan industri keuangan di era teknologi digital. Pengelola dana pensiun dapat memanfaatkan layanan ini untuk mendapat arahan dari sisi pengamanan dan pemanfaatan teknologi keuangan.
"Layanan ini untuk menjaga iklim industri keuangan nasional tetap sehat dan kondusif," ucap Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Riswinandi.