Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia Siap Hasilkan Deklarasi Bali
Oleh
Caecilia Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Luar Negeri siap menggelar konferensi ekonomi kreatif taraf dunia, The World Conference on Creative Economy, pada 6-8 November 2018 di Bali. Konferensi ini diharapkan bisa menghasilkan Deklarasi Bali, rekomendasi kebijakan untuk kebutuhan pengembangan industri kreatif dunia.
The World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018 mengusung tema ekonomi kreatif yang inklusif. Sebagai turunan terdapat lima isu, yaitu kohesi sosial, regulasi, pemasaran, ekosistem, dan pembiayaan bagi industri kreatif.
Deputi Antarlembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Endah Sulistianti seusai konferensi pers, Selasa (25/9/2018), di Jakarta, menyebut, lebih dari 58 perwakilan negara dan organisasi internasional akan hadir dalam konferensi.
Mereka bakal menyampaikan permasalahan industri kreatif yang dihadapi negaranya. Dari persoalan tersebut dipetakan, dibahas, lalu dirumuskan rekomendasi solusi.
Deklarasi Bali menurut rencana akan diteruskan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan demikian, diharapkan ekonomi kreatif bisa cepat menjadi perhatian khusus pemimpin negara.
Selain konferensi, WCCE juga diisi pameran ide, konsep, dan produk kreatif dari sejumlah negara bernama Creative Village, forum bisnis dan investasi, diskusi, serta pemutaran film.
Sejumlah tokoh internasional yang telah mengonfirmasi kehadirannya adalah Wakil Presiden LEGO Peter Trilingsgraad, Presiden China Film Corporation Le Kexi, dan CEO BAP Production Bolanle Austen-Peters.
Abdee Negara, musisi yang hadir saat konferensi pers, berpendapat, WCCE semestinya dapat dipakai oleh swasta, terutama pelaku industri, untuk saling bertukar gagasan dan membangun jejaring. Menurut dia, salah satu isu yang tetap perlu disorot adalah pembajakan karya musik.