JAKARTA, KOMPAS — Sinergi industri plastik, pengemasan, dan percetakan diperlukan untuk mengoptimalkan teknologi dan inovasi sebagai upaya memenuhi permintaan masyarakat dan efisiensi di era industri 4.0. Selain itu, sinergi juga berguna untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah plastik hasil produksi.
Hal ini mengemuka dalam jumpa pers pameran industri plastik, pengemasan, dan percetakan Indoplas, Indopack, and Indoprint 2018, di Jakarta, Rabu (12/9/2018). Pameran akan berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran pada 19-22 September 2018.
Kepala Departemen Teknik Asosiasi Grafika dan Media Indonesia Clay Wala mengatakan, tantangan yang dihadapi industri percetakan saat ini adalah kesesuaian produk dengan keinginan pelanggan. Industri percetakan harus terus meningkatkan mutu dan kualitas cetakan sehingga mampu menjaga kepercayaan pelanggan. Industri percetakan wajib mengoptimalkan pengawasan agar produk yang dihasilkan terjaga kualitasnya serta mengurangi kerusakan hasil cetakan.
”Kualitas barang cetakan dioptimalkan melalui penggunaan teknologi baru yang mampu menghasilkan ketepatan peletakan warna dan menghasilkan cetakan yang bersih,” ujar Clay.
Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia Henky Wibawa mengatakan, industri 4.0 membawa perubahan dalam gaya hidup masyarakat. Perubahan ini berupa tuntutan bagi produsen pengemasan untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Selain itu, produsen juga harus mampu menciptakan desain kemasan yang bervariasi dan dapat digunakan berulang-ulang.
”Masyarakat membutuhkan produk-produk yang multifungsi dan memudahkan aktivitas. Kemasan harus memiliki material yang baik dan ramah lingkungan. Teknologi dalam industri 4.0 membantu pengemasan secara modern sekaligus menekan biaya produksi,” tutur Henky.
Selain itu, inovasi juga membantu manajemen pengolahan sampah industri. Kemasan yang dapat digunakan berulang-ulang dapat membantu pengurangan sampah, khususnya plastik.
Ketua Umum Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia Edi Riva’i menjelaskan, tantangan di industri plastik adalah mengoptimalkan pengelolaan sampah. Manajemen pengelolaan sampah yang baik diperlukan agar plastik dapat didaur ulang dan digunakan berulang-ulang. Hal ini berguna untuk mengurangi volume sampah dan impor bahan baku plastik.
”Sekitar 50 persen impor. Perlu mengoptimalkan pengelolaan sampah plastik sehingga dapat mengurangi impor. Selain itu, kualitas bahan plastik dipastikan aman walaupun didaur ulang dan untuk penggunaan berulang,” ujar Edi.
Sebanyak 400 perusahaan terkemuka dari 20 negara akan mengikuti pameran Indoplas, Indopack, and Indoprint 2018.
Managing Director Messe Dusseldorf Asia Gernot Ringling menuturkan, pameran ini bertujuan untuk mempersiapkan perusahaan di Indonesia menuju industri 4.0. Selain itu, untuk mendorong sektor makanan dan minuman, otomotif, tekstil, elektronik, serta bahan kimia terhubung secara langsung dengan industri plastik, pengemasan, dan percetakan.
Pameran ini akan menampilkan teknologi terbaru, peralatan inovatif, dan solusi bagi industri plastik, industri kemasan, dan industri percetakan dalam menghadapi industri 4.0. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY)