Dirut Garuda Indonesia Tanggapi Santai Isu Pencopotan Dirinya
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala Nugraha Mansury menanggapi santai isu pencopotan dirinya pada rapat umum pemegang saham atau RUPS yang akan digelar Rabu (12/9/2018). Pahala berharap, apa pun hasil keputusan RUPS nanti, program efisiensi perusahaan bisa tetap dijalankan.
Pahala ditunjuk menjadi Dirut Garuda Indonesia sejak 12 April 2017. Ia menggantikan Arif Wibowo yang menakhodai Garuda sejak Desember 2014.
Ditemui seusai acara penandatanganan kerja sama antara Garuda Indonesia dan Citilink serta Whitesky Aviation, Pahala dengan santai menjawab pertanyaan wartawan terkait isu pencopotan dirinya.
”Itu adalah kewenangan pemegang saham. Jadi, kita tunggu saja putusan pemegang saham,” ucap Pahala, Senin (10/9/2018) di Tangerang, Banten.
Pahala tampak tak ingin terpancing dengan pertanyaan wartawan yang hendak mengonfirmasi kebenaran isu tersebut. Menurut Pahala, pergantian direksi badan usaha milik negara (BUMN) merupakan ranah Kementerian BUMN. Karena itu, ia merasa pertanyaan akan lebih tepat ditanyakan kepada Menteri BUMN.
”Wah, saya belum dapat bocorannya juga. Mungkin tanyakan ke Kementerian BUMN saja,” katanya.
Akan tetapi, apa pun hasil keputusan RUPS nanti, Pahala menginginkan program-program perusahaan yang sudah dijalankan selama ini bisa tetap terlaksana. Ia merujuk pada program efisiensi dan rencana corporate plan Garuda Indonesia hingga 2020.
Pahala menyebutkan, kendala yang dirasakannya selama memimpin Garuda Indonesia adalah cost perusahaan yang relatif lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain.
”Rencana jangka panjang saya harapkan bisa berjalan dengan baik, termasuk program renegosiasi pesawat,” ujarnya.