JAKARTA, KOMPAS - Jumlah penulis skenario cerita anak dianggap masih sedikit sehingga menyebabkan kurangnya jumlah produksi film untuk segmen anak. Berangkat dari permasalahan ini, Badan Ekonomi Kreatif meluncurkan program Skenario Cerita Anak Nusantara.
Program Skenario Cerita Anak Nusantara (SCARA) akan dikerjakan Bekraf bersama Wahana Kreator Nusantara, Bali Animasi Solusi Ekakarsa, dan Perum Produksi Film Negara.
Kepala Bekraf Triawan Munaf, dalam keterangan pers, Selasa (28/8/2018), di Jakarta, mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menaruh perhatian terhadap masalah sedikitnya jumlah film khusus anak, seperti animasi. Presiden pun peduli terhadap minimnya penulis cerita serta skenario film anak.
Wahana Kreator dan Bali Animasi Solusi Ekakarsa dipilih Bekraf lantaran kedua institusi ini telah berpengalaman di bidang penulisan skenario dan produksi animasi anak.
Triawan menjelaskan, SCARA berbentuk pelatihan yang akan berlangsung selama sembilan minggu. Tahapan pelatihan dimulai dari pembekalan materi, pembagian kelompok, pembuatan skenario, hingga produksi skenario. Selama masa pelatihan, peserta diwajibkan hadir dalam pertemuan langsung dan mengerjakan tugas.
Peserta didampingi oleh mentor profesional yang berpengalaman di penulisan skenario film anak, seperti Salman Aristo (penulis skenario Laskar Pelangi), Gina S Noer (penulis skenario Kulari ke Pantai), Arief Ash Shiddiq (story editor serial Si Unyil) dan Chandra Endroputro (sutradara serial animasi Si Unyil).
"Peserta program tidak akan dipungut biaya," ujar Triawan.
Pendaftaran peserta dibuka mulai hari ini hingga 21 September 2018. Calon peserta akan diwawancara pada tanggal 26 September 2018. Pengumuman peserta dilakukan 1 Oktober 2018. Pelatihan akan dimulai sekitar tanggal 8 Oktober hingga berakhir November 2018.
Direktur Utama Wahana Kreator Nusantara Salman Aristo mengemukakan, permasalahan minimnya jumlah penulis cerita dan skenario film anak sudah berlangsung lama. Oleh karena itu, dia berharap hadirnya program SCARA bisa menghasilkan penulis andal.
Sementara itu, Direktur Kreatif Bali Animasi Solusi Ekakarsa sekaligus sutradara film Unyil, Chandra Endroputro, memandang hal terpenting adalah konten cerita ataupun skenario film anak harus bernuasa pendidikan. Dengan demikian, film anak dapat menjadi sarana pembelajaran.