JAKARTA, KOMPAS--PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), melalui anak usahanya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI Port), berencana mendivestasi saham PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS), kawasan industri yang menjadi bagian dari Java Integrated Industrial Port Estate, di Gresik, Jawa Timur. Namun, BJTI Port akan tetap memegang saham pelabuhan Berlian Manyar Sejahtera di kawasan industri tersebut.
"Kami ingin konsentrasi di pengelolaan terminal pelabuhan. Kami melihat, pengelolaan kawasan industri tidak memberikan pengembalian yang cepat dan berkesinambungan," kata Direktur Utama BJTI Port Hot Rudolf Marihot, yang dihubungi Jumat (24/8/2018).
BKMS merupakan perusahaan patungan dari BJTI Port (saham 40 persen) dan PT Usaha Era Pratama Nusantara (saham 60 persen), yang merupakan anak usaha PT Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo.
Hot Rudolf mengatakan, kerja sama Pelindo III melalui anak usahanya BJTI Port dengan AKR di BKMS sedang dievaluasi. Realisasi tingkat pengembalian investasi dari kerjasama tersebut lebih rendah dari proyeksi sehingga tidak menguntungkan secara komersial.
"Manajemen BJTI melihat potensi risiko yang timbul karena leverage bisnis yang tidak berkesinambungan dalam memberikan laba bagi perusahaan sehingga kami berencana keluar dari kepemilikan di BKMS," jelasnya.
BKMS mengelola kawasan industri sejak 2013 dan memiliki kewenangan untuk mengelola lahan seluas 1.027 hektar dengan total aset Rp 4,94 triliun.
Hot Rudolf menambahkan, pencapaian laba yang tidak berkesinambungan ini mengakibatkan BKMS tidak dapat memberikan kontribusi laba atas usahanya, sehingga membebani dan menyebabkan kinerja keuangan BJTI Port pada 2018 tak tercapai.
Kondisi ini juga tercermin dari kas BKMS yang hingga kini belum dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham atas laba perseroan pada 2015-2017.
Direktur Keuangan BJTI Port Endot Endrardono mengatakan, pendapatan BKMS pada 2017 sebenarnya sangat bagus. Namun, pada semester I-2018 menurun. "Pendapatan menurun karena penjualan lahan-lahan untuk kawasan industri belum dapat mencapai target yang diharapkan," kata Endot.
Dengan kondisi seperti ini, BJTI Port perlu melakukan langkah strategis melalui penjualan saham di BKMS dan menggunakan dana hasil penjualan untuk kebutuhan investasi core business sebagai terminal operator.
"Semua saham BJTI Port sebesar 40 persen akan kami jual. Kami menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk melakukan uji tuntas atas valuasi saham BKMS. Diperkirakan kajian atas divestasi saham BKMS akan selesai pada awal triwulan empat tahun 2018," tegasnya.