BELITUNG, KOMPAS--PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation siap menggelontorkan dana Rp 3 triliun untuk membangun revitalisasi kanal Cikarang Bekasi Laut tahap I. Namun, IPC ingin ada keterlibatan pemerintah dalam revitalisasi tersebut, terutama di simpul-simpul antarmoda, sehingga memudahkan pengguna kanal.
”Saat ini Pemerintah telah menetapkan revitalisasi Cikarang Bekasi Laut atau CBL menjadi Proyek Strategis Nasional yang akan membantu jalur logistik dan mengurangi tekanan di jalan raya. Namun, kami membutuhkan keterlibatan pemerintah agar memudahkan pengguna dalam pemindahan barang dari kanal ke angkutan darat dan sebaliknya. Jalan-jalan yang ada bisa layak dilalui truk kontainer,” kata Direktur Teknik dan Manajemen Risiko IPC Dani Rusli di Belitung, pekan lalu.
Menurut Dani, keberadaan kanal itu akan memberikan alternatif bagi pelaku usaha untuk membawa barang-barang mereka, selain melalui jalan raya dan jalur. ”Yang sedang diusahakan IPC, bagaimana total biaya melalui kanal lebih murah dari pada dengan moda transportasi lainnya,” ujar Dani.
Dia menjelaskan, biaya untuk mengangkut peti kemas dari Tanjung Priok ke Kawasan Industri Cikarang sekitar Rp 2,8 juta. Jika melalui kanal dengan biaya yang lebih murah, maka pelaku usaha akan tertarik memindahkan pengangkutan barang-barang dari jalan raya ke kanal.
Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya menambahkan, IPC sedang mempertimbangkan untuk membangun kawasan industri di tepi kanal. Dengan demikian, akan semakin banyak pengiriman barang dilakukan melalui kanal.
”Biaya angkut dengan kanal akan lebih murah karena tongkang yang keluar masuk kanal selalu membawa barang,” ujarnya.
Elvyn mengatakan, revitalisasi kanal berkedalaman 4 meter itu membutuhkan anggaran Rp 6,6 triliun. Untuk tahap awal, IPC akan menggelontorkan Rp 3 triliun. Nantinya, kanal ini akan dilayani tongkang yang memiliki daya angkut 100 TEUS.
”Kami akan membangun dermaga dan terminal di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Saat ini kajian menyeluruh mengenai CBL sedang dilakukan,” tambah Elvyn.
Staf Ahli Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Kemeterian Perhubungan Cris Kuntadi menuturkan, forum diskusi terfokus perihal CBL telah dilakukan. Semua pihak yang terlibat setuju untuk membentuk forum komunikasi dan membuat rencana aksi percepatan pembangunan proyek CBL. (ARN)