Kerja Sama Indonesia-Australia Naikkan Pendapatan Petani hingga Tiga Kali Lipat
Oleh
DODY WISNU PRIBADI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Program kerja sama pembangunan pertanian antara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dengan Australia dianggap berhasil. Program yang melibatkan 300.00 rumah tangga petani di wilayah Jawa Timur hingga Indonesia bagian Timur tersebut berhasil menaikkan pendapatan petani hingga tiga kali lipat.
Karena karena keberhasilan tersebut, program yang diberi nama Australia Indonesia Partneship for Rural Economic Development (AIP Rural) dan rencananya bakal berakhir Desember 2018, bakal dilanjutkan. Wakil Duta Besar Australia Allaster Cox saat mengunjungi kantor AIP Rural di Surabaya, Senin (13/8/2018) mengatakan, Pemerintah Australia setuju melanjutkan AIP-Rural fase 2 dengan memberikan kenaikkan bantuan dari dari 70 juta dollar Australia menjadi 90 juta dollar Australia.
Humas AIP Rural, Karim Wirasaputra mengatakan, dari sekitar 300.000 rumah tangga petani yang dilibatkan dalam program ini, sebanyak 220.000 rumah tangga petani, berada di wilayah Jawa Timur hingga bagian timur Indonesia hingga Papua. Menurut Karim program ini dinilai berhasil karena petani mengalami peningkatan pendapatan hingga 326 persen.
Bappenas bekerja sama dengan mitra Australia yaitu Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), mengembangkan berbagai teknik untuk mendorong seluruh langkah dalam produksi petani, sebanyak 17 komoditas on (budidaya pertanian) dan off farm (pasca budidaya, panen dan teknologi hasil serta bisnis dan pemasaran). Termasuk dalam kerja sama ini adalah dukungan akses finansial.
Karim menjelaskan, program kerja selama lima tahun yang berakhir akhir 2018 ini, dicapai melalui berbagai strategi yang disebut intervensi, bekerja sama dengan pemerintah setempat, pebisnis lokal dan nasional. Intervensi bermakna bukan hanya sekedar pemberian bantuan, seperti program-program pemerintah di sektor pertanian sebelumnya seperti pemberian pupuk atau benih. “Bukan seperti itu,” kata Karim.
AIP-Rural yang dirinci dengan nama Kerjasama Australia – Indonesia untuk Mendorong Pendapatan Melalui Dukungan Pasar, atau disebut PRISMA berjalan selama lima tahun terakhir. Program ini berbentuk pembangunan jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat petani. Caranya menggunakan pendekatan menyeluruh, pada peningkatan produktivitas, akses pada pasar dan inovasi.
“Intervensi diberikan berbeda-beda sesuai dengan kondisi petani pada masing-masing komoditas. Intervensi dilakukan pada semua tahap usaha taninya, yakni produksi dan inovasi, hubungan dengan pemilik uang atau sumber permodalan lainnya, dan akses penjualan hasil produksi ke pasar. Setelah kami pergi, petani masih bisa mempertahankan pola produksi hasil intervensi kami. Tidak kembali pada pola produksi awal,” kata Karim.
Menurut Cox, pola ini sudah terbentuk dengan baik pada sekitar 220.000 petani aneka komoditas, dari anggur merah, bawang merah, coklat, jagung, kacang hijau, kacang mete, kacang tanah, kelapa, kedelai, kopi, mangga, padi, sapi potong, hingga sayuran. Hingga lima tahun ini, AIP Rural mengklaim sudah memperbaiki tata cara budi daya dan pasar serta inovasi melalui metode yang disebut intervensi tersebut.