Pariaman Expo 2018 Buka Pasar bagi Pelaku UMKM Lokal
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PARIAMAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, menggelar Pariaman Expo yang berlangsung pada 11-19 Agustus 2018 di kawasan Pantai Gandoriah. Acara tahunan untuk memperkenalkan dan membuka pasar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah lokal, yang sekaligus mempromosikan pariwisata Kota Pariaman itu, ditargetkan bisa mendorong transaksi antara peserta dan pengunjung berkisar Rp 3 miliar-Rp 4 miliar.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Gusniyeti Zaunit usai pembukaan Pariaman Expo, Minggu (12/8/2018) siang, mengatakan, target transaksi pada Pariaman Expo 2018 meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2 miliar.
Meningkatnya target transaksi tidak terlepas dari waktu pelaksanaan Pariaman Expo 2018 yang lebih lama, yakni sembilan hari, dibandingkan Pariaman Expo 2017 yang hanya lima hari. Pengunjung ditargetkan 20.000 orang atau 2.000 orang per hari baik dari Sumatera Barat, juga Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.
Menurut Gusniyeti, ada 65 pelaku UMKM yang dilibatkan dalam acara itu. Selain itu, ada juga 40 pedagang kreatif lapangan. Sejumlah produk unggulan Pariaman, seperti sulaman, rajutan, bordir, dan makanan, dipamerkan pada acara itu.
”Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini fokus promosi ke luar daerah. Artinya, UMKM di Parimaan bisa dikenal ke luar bahkan terbuka peluang ekspor ke kawasan Asia Fasifik. Jadi tidak sekadar pameran, tetapi juga membuka pasar bagi pelaku UMKM di Pariaman,” kata Gusniyeti.
Menurut Gusniyeti, pemerintah ingin agar melalui acara itu terbuka kerja sama dengan pembeli dari luar. Ia optimistis itu bisa terwujud mengingat tahun lalu, usaha rumah panggung dari batang kelapa bisa menjalin kerja sama dengan pembeli hingga transaksi senilai Rp 110 juta.
Agar kerja sama yang terbangun berkelanjutan, kata Gusniyeti, mereka juga terus meningkatkan daya saing produk UMKM di Pariaman. Saat ini, tercatat ada 7.065 UMKM dengan 1.300 di antaranya bergerak di bidang kerajinan.
”Kami bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk kurasi produk. Pekan lalu, ada desainer dari mereka yang membantu desain produk-produk kami misalnya untuk kerajinan anyaman dari lidi. Desainnya sudah siap dan selanjutnya dicoba membidik pasar Eropa. Peluangnya besar mengingat mereka juga menyukai produk-produk alami,” kata Gusniyeti.
Kawasan pariwisata
Pariaman Expo 2018 mengambil lokasi di Pantai Gandoriah, Pariaman, salah satu obyek wisata unggulan kota itu. Kawasan yang berada sekitar 55 kilometer utara Kota Padang itu bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, atau kereta api. Pantai Gandoriah juga menjadi gerbang untuk mengakses obyek-obyek wisata di Pariaman, seperti pusat penangkaran penyu dan pulau-pulau kecil di sana.
Pantaun Kompas, Minggu siang, menunjukkan, seusai menikmati kawasan pantai atau pulang dari pulau kecil, masyarakat langsung masuk ke lokasi Expo. Mereka banyak mengunjungi gerai kerajinan tangan, seperti baju hingga sepatu rajut.
Beberapa orang terlihat langsung membeli atau memesan produk kerajinan tersebut. Hidayatni Ihsan (21) dari Pondok Anyaman Lidi Ilham Pariaman, yang menjual produk dari lidi dalam bentuk piring makan, keranjang bunga, pot bunga, bakul, hingga kursi mengatakan, kehadiran Pariaman Expo atau pameran serupa memang sangat membantu promosi dan penjualan produk mereka.
Tahun lalu, mereka bisa mendapatkan Rp 1,5 juta dari Pariaman Expo. Menurut Hidayatni, jika dibandingkan penjualan hari biasa, total produk yang terjual lewat pameran itu cukup banyak.
Hal serupa juga disampaikan Afni Sahara (20) dari Sarah’s Shoes yang menjual sepatu rajut. ”Usaha ini sudah hampir dua tahun. Sekarang perajinnya 10 orang. Dominan sepatu, tetapi buat tas juga. Selain pesanan, juga dijual daring (online) dan dititip di toko-toko. Pesanan ke luar daerah selain provinsi di Sumatera juga ke Jawa,” kata Afni.
Menurut Afni, dia rutin mengikuti pameran. ”Lewat pameran, orang akan tahu produk kami. Pengalaman tahun lalu, selain omzet Rp 2 juta, juga ada pelanggan baru. Harapannya pada Pariaman Expo tahun ini juga seperti itu,” kata Afni.
Terkait kendala, Afni mengaku masih berhadapan dengan tenaga kerja yang terbatas. Apalagi produk sepatu rajut membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pengerjaan, mulai dari sol dan rajutannya, serta rajutan luar.
”Kendala lain juga permodalan. Pinjaman juga belum berani mengajukan. Tetapi tetap ada rencana untuk itu,” kata Afni.