MANADO, KOMPAS - Pasar produk asuransi di Tanah Air dinilai masih terbuka lebar. Apalagi, penetrasi dan literasi asuransi masih relatif rendah, sementara kelas menengah terus tumbuh.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (10/8/2018) mengatakan, dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi pasar asuransi cukup besar ke depan. Saat ini pemegang polis asuransi dari berbagai produk baru mencapai 4 persen.
AAJI menggelar pertemuan akbar di Manado yang dihadiri 900 agen asuransi jiwa dari seluruh Indonesia. AAJI juga menggelar acara penganugerahan Top Agent Award (TAA) pada Jumat malam.
"Sekarang dibutuhkan penetrasi pasar lebih kuat untuk menjangkau masyarakat menengah yang tumbuh cukup tinggi. Mereka berpotensi besar membeli polis asuransi," kata Hendrisman.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), premi industri asuransi jiwa selama kurun Januari-Mei 2018 mencapai Rp 81,3 triliun. Jumlah itu tumbuh 31,19 persen dibandingkan dengan Januari-Mei 2017.
Pertumbuhan itu sejalan dengan bertambahnya agen-agen berlisensi di Indonesia. AAJI mencatat, pada triwulan I-2018 terdapat 592.913 agen asuransi jiwa berlisensi, naik 4,7 persen dibandingkan triwulan I-2017 yang mencapai 566.356 agen.(Kompas, 4/8/2018).
Jumlah penduduk Indonesia meningkat 25 persen dari 207 juta jiwa tahun 1999 menjadi 259 juta jiwa pada 2017 dengan dominasi penduduk usia produktif. Merujuk data Bank Dunia, 52 juta jiwa di antaranya adalah kelas menengah.
Kalangan masyarakat kelas menengah dinilai antusias memburu produk asuransi, termasuk asuransi beasiswa.
Menurut Hendrisman, pasar asuransi Indonesia khususnya produk asuransi beasiswa dan jiwa, cukup tinggi. Selain penetrasi yang kuat, perlu upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi. Kepercayaan pemegang polis jadi modal utama.
Oleh karena itu, perusahaan asuransi harus memegang prinsip kejujuran. Selain itu, perusahaan perlu mempermudah pelayanan dan pembayaran premi pemegang polis. "Agen asuransi jiwa bisa berperan aktif dan menjadi bagian dari perkembangan sektor finansial Indonesia," ujarnya.