JAKARTA, KOMPAS – Pertumbuhan ekonomi RI pada triwulan II-2018 yang didongkrak konsumsi masyarakat tidak disertai penguatan industri. Kelesuan industri tersebut disebabkan tidak terserapnya hasil produksi di pasar dalam negeri secara optimal dan turunnya permintaan global.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan tahunan industri melambat dari 4,56 persen pada triwulan I-2018 menjadi 3,97 persen pada triwulan II-2018. Padahal, ekonomi nasional tumbuh 5,27 persen dan konsumsi tumbuh 5,14 persen.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyoroti kemungkinan produksi yang lebih besar dibandingkan permintaan, sehingga menimbulkan penumpukan hasil produksi.
Salah satu faktor penyebab yang menyebabkan hasil produksi industri dalam negeri tidak terserap adalah peningkatan impor barang konsumsi. “Hal ini mengindikasikan, belanja pemerintah yang berorientasi mendongkrak konsumsi seperti gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya bagi pensiunan pegawai negeri sipil dibelanjakan produk impor,” tutur ekonom Indef Ahmad Heri Firdaus dalam konferensi pers di Jakarta. Rabu (8/8/2018).
Dalam lima tahun terakhir, impor barang konsumsi menunjukkan kecenderungan meningkat. Ahmad mengatakan, porsi impor barang konsumsi sebesar 6,8 persen dari total impor pada 2013. Porsi itu membesar menjadi 9,19 persen pada 2018.
Permintaan turun
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, lesunya industri di tengah kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional disebabkan turunnya permintaan produk olahan Indonesia di pasar internasional. “Turunnya permintaan berimbas pada penurunan ekspor. Akibatnya, industri tumbuh melambat,” ujarnya saat ditemui secara terpisah, Rabu.
Belum optimalnya penyerapan produk hasil industri nasional juga dirasakan Wakil Ketua Ekonomi dan Industri Nasional Arif Budimanta. Menurutnya, pertumbuhan industri yang tidak terlalu pesat pada triwulan II-2018 akibat masyarakat yang cenderung mengonsumsi produk yang tidak berasal dari dalam negeri.
Dari faktor eksternal, penurunan harga sejumlah komoditas unggulan nasional di pasar global juga berpengaruh pada pertumbuhan industri triwulan II-2018. Secara tidak langsung, penurunan harga itu menunjukkan penurunan permintaan.