MASOHI, KOMPAS - Sebanyak 60 mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Program Pemberdayaan Masyarakat dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mendampingi warga mengolah potensi ekonomi bernilai tambah tinggi di delapan desa di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Pendampingan itu memfokuskan pada pengolahan buah kelapa menjadi beraneka produk.
Pengolahan di antaranya membuat minyak kelapa (VCO) dari daging kelapa dan mengolah batok kelapa menjadi asap cair, briket, sari buah kelapa, dan beragam kerajinan hiasan. Produk-produk itu ditampilkan dalam pameran di Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (7/8/2018).
Delapan desa yang didampingi berada di Pulau Seram, tepatnya di Kecamatan Amahai dan Teon Nila Serua. Wilayah itu kaya potensi kelapa, tetapi belum dikelola optimal. Pengolahan masih sebatas menjadi kopra atau minyak goreng.
”Sebelum kami memulai program ini, ada survei dulu. Kami menemukan perlu ada pendampingan untuk pengolahan buah kelapa. Masyarakat menyetujuinya,” kata Purwanto, dosen pembimbing lapangan dari UGM.
Untuk pembuatan minyak kelapa murni, mahasiswa tidak hanya melatih, tetapi juga membawa peralatan dari Pulau Jawa, seperti corong, kertas saring, dan botol kemasan. Hasil minyak kelapa murni dapat menekan kolesterol, mengandung zat antikanker, dan mengobati luka ringan.
Air kelapa yang biasa dibuang saat membuat kopra diolah menjadi minuman kemasan sari buah kelapa. Pengolahan ini melalui fermentasi.
Adapun batok kelapa dibakar, lalu uapnya disuling menjadi asap cair untuk pengawetan. Arang yang dihasilkan diolah lagi menjadi briket bahan bakar menggunakan kompor khusus.
Penggunaan briket lebih ekonomis ketimbang minyak tanah. ”Ini yang kami cari selama ini,” kata Abdul Rasyid Wattimena, warga Desa Rutah, Kecamatan Amahai.
Rasyid mencoba pengolahan minyak kelapa murni. Pada pameran itu, ia menjual 10 botol. Pengolahan daging kelapa menjadi minyak kelapa murni memberi penghasilan hampir 10 kali lebih besar dibanding pengolahan menjadi kopra.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Maluku Tengah Amien Ruati Tuasikal mengatakan, pendampingan selanjutnya berada di tangan pemerintah daerah melalui instansi terkait. Dukungan dinas terkait dinilai belum memadai.
Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal mengapresiasi KKN UGM berbasis pemberdayaan masyarakat dua tahun terakhir. ”Mahasiswa perlu ikut membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan di masyarakat,” ujar Abua. (FRN)