Pemerintah Berencana Bangun Laboratorium Kimia Bertaraf Internasional
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Bahan kimia dapat menjadi komoditas dagang yang strategis. Untuk itu pemerintah berencana membangun laboratorium kimia rujukan. Selain sebagai tempat verifikasi bahan kimia, laboratorium rujukan juga dapat menggairahkan industri kimia dalam negeri.
Saat ini kapasitas produksi bahan kimia nasional sebesar 1 juta ton, sedangkan impor bahan baku kimia mencapai 4 juta ton. Merujuk data Kementerian Perindustrian, pada 2017 impor bahan baku kimia Indonesia untuk petrokimia tercatat sebesar 15 juta dollar Amerika Serikat (AS). Sementara untuk total impor bahan kimia mencapai 21 juta dollar AS
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Senin (23/7/2018), mengatakan, laboratorium rujukan untuk verifikasi bahan atau senjata kimia saat ini hanya ada di Singapura. Menurut Airlangga, Indonesia memiliki industri kimia yang unggul, untuk itu memiliki kesempatan yang sama membangun laboratorium rujukan kimia berstandar internasional.
Terlebih, Indonesia akan mengembangkan industri berbasis bio. Hal itu harus ditopang satu laboratorium kimia yang canggih. Laboratorium rujukan yang canggih juga bisa digunakan untuk memverifikasi senjata kimia
"Kami akan dorong agar ada satu laboratorium rujukan di Indonesia. Karena ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan industri kimia," ujar Airlangga di sela-sela Sarasehan Otoritas (Otnas) Nasional Senjata Kimia di Jakarta.
Airlangga menjelaskan, bahan kimia mempunyai fungsi ganda. Bisa sebagai bahan baku industri, tetapi juga dapat dipergunakan sebagai senjata. Oleh sebab itu, ia memandang penting bagi Indonesia untuk memiliki sebuah laboratorium rujukan mutakhir yang bermanfaat bagi pengembangan industri kimia.
"Jika kita punya satu laboratorium yang levelnya internasional, tentu pengembangan industri kimia juga akan semakin tepacu dengan adanya laboratorium itu," katanya.
Di Asia Tenggara, keberadaan laboratorium rujukan masih sangat terbatas. Hanya ada di Singapura. Oleh sebab itu, Indonesia dapat mengajukan diri membangun laboratorium rujukan.
Laboratorium rujukan yang dibangun menurut rencana akan bertaraf dunia. Jika terwujud, besar kemungkinan pemerintah akan mendapatkan bantuan dari Organization for Prohibition of Chemical Weapons (OPCW). OPCW merupakan organisasi yang melaksanakan ketentuan konvensi senjata kimia di tingkat internasional.
Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengemukakan, saat ini rencana pembangunan laboratorium rujukan baru sebatas inisiasi. Kementerian Perindustrian belum membuat proposal. Sigit mengatakan, kemungkinan besar laboratorium rujukan akan dibangun di Jawa Barat.
"Bisa saja di Jawa Barat, kan sumber daya manusia juga di sana," katanya.
Lebih lanjut, Sigit mengatakan, laboratorium yang ada saat ini hanya untuk meneliti beragam komoditas. Dengan rencana pembangunan laboratorium rujukan, pemerintah hendak menspesifikasikan untuk bahan kimia saja.
Di sisi lain, Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda yang juga selaku Wakil Tetap RI untuk OPCW, I Gusti Agung Wesaka Puja, menyampaikan, kehadiran laboratorium rujukan bisa mengontrol perkembangan industri kimia.