JAKARTA, KOMPAS--PT Bank Mandiri (persero) Tbk membukukan kinerja positif pada semester I-2018, yang ditandai dengan pertumbuhan laba bersih hingga 28,7 persen dalam setahun. Perolehan laba bersih yang per akhir Juni 2018 sebesar Rp 12,2 triliun itu ditopang pertumbuhan pendapatan jasa serta pengelolaan rasio kredit bermasalah yang optimal.
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk membukukan kenaikan laba bersih hingga dua angka pada Januari-Juni 2018.
Direktur Tresuri dan Perbankan Internasional Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan, pertumbuhan laba bersih Bank Mandiri ditopang kemampuan perbankan menggenjot porsi pendapatan jasa atau pendapatan nonbunga yang tumbuh 18,1 persen menjadi Rp 12,9 triliun.
“Pertumbuhan pendapatan berbasis biaya ini juga diiringi dengan penurunan biaya cadangan kerugian penurunan nilai sebesar 15,4 persen. Hal ini mencerminkan kemampuan Bank Mandiri dalam menurunkan kredit macet,” ujar Darmawan dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Kredit yang disalurkan Bank Mandiri pada semester I-2018 sebesar Rp 762,5 triliun atau tumbuh 11,8 persen secara tahunan. Pertumbuhan kredit itu ditopang segmen korporasi swasta sebesar 22,2 persen dengan nilai Rp 296,8 triliun, serta segmen usaha kecil yang naik 24,8 persen menjadi Rp 90,6 triliun.
Adapun rasio kredit bermasalah turun dari 3,82 persen pada semester I-2017 menjadi 3,13 persen pada semester I-2018.
Hal itu, lanjut Darmawan, memangkas alokasi biaya pencadangan Bank Mandiri menjadi Rp 7,9 triliun, dari Rp 9,3 triliun pada semester I-2017.
“Biaya operasional berhasil ditekan dan hanya tumbuh satu angka berkat penerapan prinsip efisiensi secara konsisten di seluruh proses bisnis. Disamping itu, Bank Mandiri juga secara konsisten terus memperbaiki kualitas kredit produktif,” ujarnya.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans, menuturkan, sampai dengan akhir Juni 2018, kredit infrastruktur yang disalurkan Rp 165,8 triliun atau 65 persen dari total yang akan disalurkan tahun ini, yakni Rp 255,3 triliun.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri, Hery Gunardi, menyampaikan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Bank Mandiri hingga akhir Juni 2018 mencapai Rp 8,27 triliun. Angka ini sekitar 56,8 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp 14,56 triliun.
Suku bunga
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai, kenaikan laba bersih bank-bank nasional kategori buku III dan IV sebagai berkah dari tren penurunan suku bunga acuan BI pada 2017.
Menurut Josua, dampak agresivitas kenaikan suku bunga acuan BI sepanjang semester I-2018 terhadap pelambatan pertumbuhan kredit baru akan terasa saat memasuki semester II-2018. Oleh karena itu, perbankan diharapkan mengantisipasi kondisi itu dengan fokus menggarap sumber pendapatan nonbunga.
“Selain mendorong sumber pendapatan nonbunga, bank juga perlu melakukan efisensi biaya operasional untuk dapat mempertahankan pertumbuhan laba bersih pada semester ini,” ujar Josua.