JAKARTA, KOMPAS — Provinsi Sulawesi Tengah yang kaya akan keindahan alam dan budaya pasti mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara. Namun, Sulawesi Tengah harus berjuang agar bisa memiliki akses berupa bandara internasional sehingga mudah dijangkau oleh wisatawan mancanegara.
”Saat ini, Bandara Mutiara Sis Al-Jufri di Palu belum menjadi bandara internasional walaupun secara fisik sudah memenuhi syarat. Tinggal upaya pemda untuk menjadikan bandara ini bandara internasional,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya saat meluncurkan Kalender Kegiatan Pariwisata Sulawesi Tengah (Sulteng) di Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Bandara yang mempunyai panjang landasan 2.500 meter dengan lebar 45 meter dan tingkat kekerasan aspal mencapai 45 PCN bisa menampung pesawat narrow body seperti Boeing 737 series dan Airbus A320. Pesawat jenis ini bisa digunakan untuk penerbangan internasional Asia.
”Destinasi yang mudah dijangkau akan lebih banyak didatangi wisatawan. Pemda bisa melengkapi layanan keimigrasian, bea cukai, karantina, dengan mengurus fasilitas itu di pusat,” ujar Arief.
Dia melihat, Sulteng memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat menarik. Bahkan pergelaran gerhana matahari total tahun 2016 di Palu mendapat penghargaan internasional dari Pacific Asia Travel Association.
”Tahun ini Sulteng memiliki 32 kegiatan wisata. Dari 32 itu, dua masuk dalam 10 Kalender Kegiatan (Calendar of Events) Wonderful Event Indonesia 2018 Kementerian Pariwisata. Lalu, ada enam kegiatan berskala regional dan sisanya skala lokal. Enam kegiatan berskala regional itu berpotensi menjadi skala nasional asalkan dikemas standar nasional,” tutur Arief.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan, dua kegiatan pariwisata yang masuk dalam 100 Wonderful Events 2018 adalah Festival Pesona Palu Nomoni Ke-3 dan Festival Pesona Lipuku Ke-2.
”Kami berharap, kedua kegiatan ini bisa berkontribusi dalam pencapaian target kunjungan wisatawan ke Sulteng yang tahun ini ditargetkan sebesar 3.825.000 wisatawan. Target ini terdiri dari 75.000 kunjungan wisatawan mancanegara dan 3.750.000 pergerakan wisatawan nusantara,” kata Longki.
Dia menyebutkan, Sulteng juga memiliki satu kegiatan lagi, yakni Tour de Central Celebes, yang akan digelar pertengahan Oktober nanti.
”Sudah ada 29 tim dari luar negeri dan 5 tim nasional yang mendaftar di tur balap sepeda itu. Kali ini, jarak yang ditempuh akan lebih jauh dibandingkan tahun lalu yang hanya 500 kilometer. Sekarang jaraknya 740 kilometer serta melintasi enam kabupaten dan satu kota,” lanjut Longki.
Kabupaten dan kota yang dilintasi adalah Kabupaten Banggai, Tojo Una-una, Poso, Parigi Moutong, Sigi, dan Donggala serta Kota Palu. ”Kami berharap, Tour de Central Celebes juga masuk dalam kalender kegiatan tahun depan,” ucap Longki.
Dia menambahkan, aksesibilitas dan konektivitas penerbangan dan pelayaran menjadi fokus perhatian Pemerintah Daerah Sulteng.
Masalah konektivitas ini, ujar Longki, juga menjadi perhatian dalam Rapat Koordinator Pariwisata Regional Sulawesi dan disepakati enam provinsi bahwa Sulawesi nantinya dibuat menyambung dan saling terkoneksi, guna mendukung pariwisata.
Provinsi se-Sulawesi telah sepakat untuk memperkuat konektivitas pariwisata dengan mengembangkan sistem transportasi darat melalui percepatan pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi serta pelabuhan, termasuk sarana dan sistem transportasi yang menghubungkan titik-titik destinasi pariwisata di Sulawesi.
”Unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) menjadi fokus utama dalam meningkatkan pariwisata Sulteng yang tahun 2018 ini menargetkan 3,825 juta wisatawan,” kata Longki.
Tahun 2017, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulteng sebanyak 57.461 orang, sedangkan wisatawan nusantara 3.019.448 orang.