Layanan Seluler Berbasis LTE Diperkirakan Dominan Tahun 2023
Oleh
Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Layanan telekomunikasi seluler berbasis teknologi Long Term Evolution atau LTE diperkirakan telah mencakup 20 persen dari total pelanggan telekomunikasi di Indonesia pada 2017. Persentase cakupannya diproyeksikan semakin dominan dan bisa mencapai 80 persen dari total pelanggan pada 2023.
Demikian salah satu temuan penting dalam Mobility Report edisi Juni 2018 yang disampaikan Presiden Direktur Ericsson Indonesia Jerry Soper, Jumat (6/7/2018), di Jakarta.
Laporan tersebut juga menyebutkan adanya penambahan 98 juta pelanggan baru di triwulan I-2018. Sebagai gambaran, tambahan pelanggan baru di China sebesar 53 juta, India 16 juta, Indonesia 6 juta, Nigeria 3 juta, dan Bangladesh 2 juta. Negara-negara tersebut tercatat memimpin di urutan teratas untuk jumlah tambahan pelanggan baru terbanyak.
Sebagai ilustrasi, mengutip data operator telekomunikasi Telkomsel pada Desember 2017, sekitar 40,5 juta dari 190,36 juta pengguna Telkomsel sudah berlangganan layanan 4G LTE. Adapun sekitar 72 persen dari 53,5 juta total pelanggan XL Axiata telah menggunakan ponsel pintar berteknologi 3G atau 4G pada 2017.
Terkait wacana kemunculan teknologi 5G, Ericsson Mobility Report Juni 2018 menyebutkan, proyeksi 66 persen pengguna ponsel pintar di Indonesia akan mengadopsi 5G dalam waktu dua tahun sejak peluncurannya. Sebagian besar layanan 5G diprediksi bakal menjadi arus utama (mainstream) dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun setelah peluncuran. Konsep pembebanan biaya tunggal untuk layanan 5G diperkirakan lebih disukai pengguna.
”Ada prospek pendapatan yang signifikan bagi operator Indonesia ketika mereka mengembangkan layanan berbasis teknologi 5G. Mereka harus jeli menciptakan produk menggunakan teknologi 5G untuk kebutuhan konsumen manufaktur, energi, dan utilitas,” tutur Jerry.
Untuk Indonesia, temuan Ericsson Mobility Report Juni 2018 menyebutkan, pada tahun 2026, operator telekomunikasi di Indonesia akan menerima peluang tambahan pendapatan 30 persen. Peluang itu pun bisa diraih asal mereka bekerja keras menangani digitalisasi industri dengan teknologi 5G.
Lima operator, yakni Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, Hutchison 3 Indonesia, dan Smartfren Telecom, meluncurkan layanan seluler berteknologi 4G LTE pada 6 Juli 2015. Layanan ini menawarkan kecepatan unduh data hingga 100 megabyte per detik dan unggah hingga 15 megabyte per detik.
Data Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika menunjukkan, tingkat keterjangkauan layanan jaringan berteknologi 4G LTE sekitar 50,88 persen dari total 83.218 desa dan 74,09 persen dari total luas permukiman 44.565 kilometer persegi.