Vietnam dan Thailand Dituju
JAKARTA, KOMPAS--Go-Jek mulai merealisasikan rencana ekspansi ke luar negeri. Langkah itu ditandai dengan uji coba layanan Go-Jek versi beta di Vietnam dan Thailand mulai Juli.
Untuk keperluan ekspansi, usaha rintisan berlabel unicorn ini mengalokasikan dana 500 juta dollar AS.
Vice President Corporate Communication Go-Jek, Michael Reza Say, menjelaskan, hingga akhir tahun ini, layanan Go-Jek ditargetkan sudah dapat dinikmati sedikitnya di empat negara di kawasan Asia Tenggara. Keempat negara itu adalah Vietnam, Thailand, Filipina, dan Singapura.
“Kami akan melakukan ekspansi ke empat negara tersebut dalam beberapa bulan ke depan,” kata Michael saat dihubungi di Jakarta, Selasa (26/6/2018).
Go-Jek akan menggunakan merek Go-Viet di Vietnam dan Get untuk pasar Thailand. Kedua merek ini akan dikelola tim manajemen sekaligus co-founder lokal di masing-masing negara.
Sebagai induk, Go-Jek akan memberikan dukungan pengetahuan, keahlian, teknologi, serta kucuran dana investasi.
Go-Viet akan lebih dulu memasuki tahap uji coba versi beta pada Juli dengan melibatkan sejumlah pengemudi dan konsumen. Layanan perusahaan itu akan tersedia secara penuh dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara, layanan Get di Thailand akan segera diluncurkan setelah Go-Viet.
“Saat ini, Get sedang berkonsultasi dengan pemangku kepentingan setempat, termasuk pemerintah, mitra pengemudi, dan konsumen,” ujar Michael.
Pihaknya menegaskan, peluncuran layanan di Vietnam dan Thailand merupakan gelombang pertama eksekusi rencana ekspansi Go-Jek ke wilayah Asia Tenggara. Selanjutnya, rencana ekspansi serupa juga akan direalisasikan di Filipina dan Singapura.
Kesepakatan
Ekspansi internasional Go-Jek merupakan bagian dari kesepakatan perusahaan degngan investor pendanaan, antara lain PT Astra International Tbk, Warburg Pincus, Meituan, Tencent, Google, dan Temasek. Dari keseluruhan dana investasi, Go-jek mengalokasikan 500 juta dollar AS untuk ekspansi.
Sebagian dana tersebut digunakan untuk memperluas layanan di Asia Tenggara tahun ini.
Dalam siaran persnya, CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, Go-Jek memiliki strategi, yakni berkolaborasi dengan mitra lokal agar bisa menyediakan layanan yang relevan dengan konsumen setempat. Go-Viet dan Get, misalnya, akan menghadirkan layanan berbagi kendaraan dan logistik. Sementara, layanan pesan antar makanan dan pembayaran elektronik akan tersedia kemudian.
“Mereka memang menggunakan merek yang berbeda, namun mereka tetap beroperasi sejalan dengan nilai-nilai yang telah berhasil menjadikan Go-Jek sebagai pemimpin pasar di Indonesia,” ujarnya.
Sementara, CEO Go-Viet Nguyen Vu menilai, dukungan Go-Jek sangat ideal bagi kebutuhan masyarakat di Vietnam. Dia berharap, selain meningkatkan taraf hidup dan penghasilan para mitra, layanan Go-Viet nantinya juga dapat membantu pengembangan bisnis skala mikro, kecil, dan menengah.
“Dukungan Go-Jek sangat ideal, tidak hanya karena teknologi dan kepiawaian mereka di lini bisnis ini, tetapi juga karena prinsip membawa dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
CEO Get, Pinya Nittayakasetwat, menyatakan, pihaknya terinspirasi cara Go-Jek mengubah masalah menjadi peluang bisnis.
“Kami bergerak dengan filosofi yang sama dan kami bersemangat untuk memberi dampak positif terhadap masyarakat di Thailand,” kata dia.
Go-jek, bersama tiga usaha rintisan lain di Indonesia, menyandang status unicorn untuk usaha rintisan. Status unicorn diberikan kepada usaha rintisan dengan valuasi bisnis lebih dari 1 miliar dollar AS.
Tiga usaha rintisan lain yang juga menyandang status unicorn di Indonesia adalah Traveloka, Tokopedia, Go-Jek, dan Bukalapak.
Laman Go-Jek menyebutkan, layanan yang disediakan di Indonesia antara lain Go-Jek, Go-Ride, Go-Car, Go-Food, Go-Mart, Go-Send.