JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan dibuka menguat pada perdagangan Kamis (21/6/2018). Sayang, penguatan tak berlangsung lama. IHSG terus ditutup melemah 1,05 persen atau 61,71 poin pada perdagangan hari ini.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif. Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,1 persen atau 6,03 poin di level 5.890,06. Namun, memasuki sesi perdagangan siang, sekitar pukul 11.35, posisi IHSG melorot hingga posisi terendah di level 5.834,13.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada level 5.862,10-5.922,70. Sebanyak 146 saham menguat, 198 saham melemah, dan 243 saham stagnan dari 587 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Volume transaksi sepanjang hari ini mencapai 6,83 miliar saham, dengan nilai perdagangan sekitar Rp 8,65 triliun. Investor asing masih melancarkan aksi jual di pasar domestik. Ini terindikasi dari nilai penjualan bersih alias net sell asing yang mencapai Rp 833,78 miliar.
Vice President Research Department William Surya Wijaya menilai efek setelah libur panjang, yakni penggunaan dana margin oleh investor jangka pendek, berdampak pada aksi jual jangka pendek. Dampaknya, level IHSG ikut melorot.
”IHSG harus melalui pekan pendek yang minim sentimen positif sehingga membuat ruang kenaikan level IHSG sepanjang pekan ini terbatas,” ujar William.
Selain itu, tekanan di pasar modal terutama disebabkan sentimen negatif dari luar negeri, yakni kenaikan suku bunga acuan di AS dan perang dagang AS-China. Terlebih, The Fed, dalam Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 13 Juni lalu, lebih jelas memberi indikasi kenaikan suku bunga dibandingkan dengan FOMC pada Maret lalu.
Hal tersebut menunjukkan kenaikan suku bunga acuan di AS pada periode berikutnya akan lebih pasti. Dampaknya, tingkat suku bunga berbagai instrumen keuangan di AS juga akan terus naik.
Dengan pelemahan hari ini, indeks sudah terkoreksi dua hari beruntun sejak dibuka setelah libur Lebaran 2018. Rabu kemarin, IHSG dibuka di zona merah dengan 5.865,98 poin.