BI Dinilai Sudah Antisipasi Kenaikan Suku Bunga The Fed
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia dinilai telah mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, kali ini. The Fed diperkirakan kembali menaikkan suku bunga pada 13 Juni 2018, waktu setempat.
Antisipasi itu dilakukan BI dengan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen pada 31 Mei 2018 lalu. BI sebelumnya juga telah menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada 18 Mei 2018.
Kepala Kajian Makro Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (13/6/2018), mengatakan, langkah BI merupakan tindakan untuk menjaga stabilitas rupiah.
Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mulai menguat pada 31 Mei 2018 setelah kurs mencapai Rp 14.000. Pada 8 Juni 2018, nilai tukar rupiah menjadi Rp 13.902 per dollar AS.
Febrio memperkirakan, BI untuk sementara tidak perlu kembali menaikkan suku bunga acuan untuk kali ketiga, terutama pada Rapat Dewan Gubernur yang akan digelar pada 28 Juni 2018 ini. ”BI harus melihat respons foreign exchange di Indonesia terlebih dulu apakah rupiah kembali melemah,” katanya.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono memperkirakan, BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps setelah libur Lebaran jika nilai tukar rupiah kembali melemah.