JAKARTA, KOMPAS--Perekonomian Indonesia dapat tumbuh 5,75-6 persen pada akhir 2018. Namun, untuk mencapai angka pertumbuhan itu, ada penentunya, yakni investasi, ekspor, dan impor pada industri antara.
Pertumbuhan ekonomi itu memerlukan pertumbuhan ekspor 7 persen, impor 5 persen, dan pertumbuhan investasi perusahaan modal tetap bruto 7-10 persen.
"Sektor-sektor sasaran investasi harus menghemat dan menghasilkan devisa, memberdayakan usaha, mikro, kecil, dan menengah, serta dapat menciptakan lapangan kerja," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (4/6/2018).
Prediksi itu dipaparkan Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta. Sementara, untuk menekan ekspor-impor, industri antara perlu dibangun.
Arif mengatakan, sekitar 75 persen impor RI berupa bahan baku dan bahan penolong. Adapun bahan baku tertinggi berupa bahan bakar dan pelumas dengan proporsi 46,80 persen, yakni minyak mentah.
Ketua Kelompok Kerja Makroekonomi, Perdagangan, dan Investasi KEIN Hendri Saparini berpendapat, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebaiknya memiliki pemetaan prioritas industri antara yang dibutuhkan RI. Ada empat sektor yang diusulkan, yaitu industri pertanian, industri maritim, industri kreatif, dan industri pariwisata. Keempat sektor itu diprediksi dapat membuat ekspor tumbuh 5,1 persen.
Agenda penting
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM A Tony Prasetiantono menyebutkan, RI harus memperbaiki transaksi berjalan yang saat ini defisit. Agenda penting untuk memperbaikinya, antara lain, dengan meningkatkan ekspor berbasis produk manufaktur atau produk olahan bernilai tambah, menarik investasi langsung, dan mendorong sektor pariwisata. Dengan cara itu, cadangan devisa bisa menjadi lebih besar.
"Jadi, industrialisasi menjadi kata kunci," kata Tony Prasetiantono dalam diskusi "Menjaga Investasi Dalam Negeri" yang diselenggarakan Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) di Jakarta, kemarin.
Dalam diskusi, anggota Komisi VI DPR RI Eka Sastra dan Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Tony Tanduk juga hadir sebagai narasumber.
Eka Sastra mengungkapkan, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, ada peningkatan investasi langsung, terutama penanaman modal asing. Untuk menarik investasi, sektor-sektor yang dapat mendorong proses hilirisasi dan terkait strategi ekonomi nasional perlu lebih diperhatikan.
Tony Tanduk menambahkan, dalam berinvestasi, ada tiga faktor yang diperhatikan, yakni ketersediaan bahan baku, ketersediaan energi, dan akses pasar.