JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika berusaha mengakomodasi inovasi teknologi yang diciptakan oleh perusahaan rintisan (start up) digital di setiap tahapan perkembangan bisnisnya.
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan hal itu dalam peluncuran program Seleksi Nasional Indonesia UP (Id.UP), Kamis (24/5/2018) di Jakarta.
Pada tahap bisnis awal dia menyebut program Gerakan Nasional 1.000 Start Up Digital yang hari ini sudah masuk fase demo produk di hadapan para investor nasional. Selain itu, program Id.UP juga mengakomodasi produk teknologi yang lebih bersifat layanan publik dan sosial.
Id.UP memilih para peserta seluruh Indonesia. Kompetisi ini terdiri atas enam kategori produk teknologi, yakni sektor layanan publik, swasta, tanggung jawab sosial, konten digital, perusahaan rintisan, serta riset dan pengembangan.
Pendaftaran peserta lomba dibuka pada tanggal 24 Mei-6 Juli 2018. Penentuan finalis dilaksanakan pada 9-13 Juli 2018, lalu pengumuman pemenang 16 Juli 2018 di Jakarta. Pemenang bakal diikutsertakan dalam ASEAN ICT Awards yang berlangsung Desember 2018 di Bali.
Sementara pada tahap perkembangan menengah, Semuel mengatakan sudah ada program Indonesia Next Unicorn. Program ini bertujuan mencari dan mengakselerasi bisnis perusahaan rintisan digital agar sampai ke tahap unicorn atau perusahaan bervaluasi 1 miliar dollar AS lebih.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika telah terdapat 70 perusahaan rintisan yang siap diakselerasi.
”Selain pendekatan mendorong kewirausahaan bidang teknologi, kami juga rutin melakukan literasi digital kepada masyarakat. Tujuannya agar mereka siap bertransformasi ke era digital. Tak cuma mengenal produk teknologi, tetapi, kami juga ajak masyarakat paham konten-konten bukan hoax,” katanya.
Indonesia telah memiliki empat unicorn, yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Dua di antaranya sudah dan akan mulai berekspansi ke internasional. Keduanya adalah Traveloka dan Gojek.
Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas, hari ini, Gojek menyebut Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filiphina sebagai negara tujuan ekspansi mereka dalam beberapa bulan ke depan. Untuk merealisasikan perluasan pasar ini, Gojek menggelontorkan dana investasi sebesar 500 juta dollar AS.
Rencana melebarkan sayap bisnis ke negara-negara di Asia Tenggara sejalan dengan penggalangan investasi Gojek seri terakhir yang membawa investasi, antara lain dari Astra, Google, Tencent, JD.com, dan Meituan.
Di empat negara itu, Gojek akan masuk pertama kali melalui layanan angkutan umum berbasis aplikasi atau ride-hailing. Setelah itu, Gojek memperkenalkan fitur jasa berbasis permintaan lainnya (service on-demand). Cara ini mereplikasi model bisnisnya di Indonesia.
CEO Gojek, Nadiem Makarim, mengatakan, saat ini, pihaknya terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemerintah negara setempat serta pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan kesiapan operasional. Dia berharap ekspansi ke empat negara tersebut bisa memberikan warna persaingan bisnis yang sehat. Masyarakat di sana pun memiliki pilihan layanan ride-hailing.