JAKARTA, KOMPAS — Integrasi Jalan Tol Semarang seksi A-B-C dengan menerapkan sistem transaksi terbuka akan segera diterapkan. Dengan sistem transaksi terbuka, pengguna tol hanya bertransaksi sekali dengan tarif merata untuk semua jarak.
”Integrasi Tol Semarang seksi A-B-C hanya tinggal menunggu keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sudah difinalisasi dan akan segera terbit keputusannya,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, Rabu (23/5/2018) di Jakarta.
Herry mengatakan, integrasi Tol Semarang seksi A-B-C telah cukup lama direncanakan dan berorientasi pada pelayanan kepada pengguna tol. Sebagaimana integrasi sistem transaksi yang telah diterapkan di beberapa ruas tol sebelumnya, melalui integrasi ini, pengguna tol cukup bertransaksi sekali. Jika di Tol Semarang seksi A-B-C pengguna tol bisa berhenti dua kali untuk bertransaksi, semisal masuk di Gerbang Tol (GT) Tembalang dan keluar di GT Manyaran, dengan transaksi terbuka pengguna hanya bertransaksi sekali.
Akibat dari sistem terbuka, kata Herry, tarif tol akan dibuat merata. Artinya, tarif tol yang dikenakan kepada pengguna tol bukan lagi berdasarkan proporsional jarak, melainkan sama, baik untuk jarak jauh maupun jarak dekat. Meskipun Herry menolak mengatakan usulan tarif tol yang akan diberlakukan, tetapi dia mengiyakan kemungkinan tarif merata sekitar Rp 5.000 untuk kendaraan golongan I. ”Ya sekitar itu,” kata Herry.
Sementara itu, dalam keterangan tertulis, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyatakan, pengguna Tol Semarang-Solo yang menuju Jalan Tol Semarang Seksi A-B-C akan melakukan transaksi pembayaran tol di Gerbang Tol (GT) Banyumanik. Tarif yang dibayar adalah tarif tol proporsional Tol Semarang-Solo dan tarif merata Jalan Tol Semarang Seksi A-B-C. Adapun untuk pengguna Tol Semarang-Solo yang menuju jalan arteri Tirto Agung akan bertransaksi di GT Banyumanik (lajur khusus) dengan hanya membayar tarif tol proporsional tol Semarang-Solo.
”Sistem pentarifan merata dengan tarif tunggal di Tol Semarang seksi A-B-C dapat mengurangi titik transaksi untuk pengguna jalan tol lintas seksi yang semula dua kali menjadi hanya satu kali transaksi. Hal tersebut kami harapkan dapat berdampak pada efisiensi waktu tempuh,” kata AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru.
Selain itu, dengan sistem transaksi terbuka tersebut, tidak ada lagi transaksi pada akses keluar di beberapa GT, yakni GT Manyaran, GT Gayamsari, GT Multiharjo, dan GT Tembalang. Namun, dibangun beberapa GT baru di beberapa lokasi, yakni di GT Srondol dan GT Jatingaleh, baik arah Krapyak maupun arah Jangli.
Menurut Herry, setelah integrasi sistem Tol Semarang seksi A-B-C, pihaknya kini tengah mendorong integrasi Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR). Beberapa gerbang tol yang masih melintang di tengah jalan akan dihilangkan. Dengan demikian, tarif pun nantinya akan dibuat merata, bukan proporsional berdasarkan jarak tempuh.