BANDA ACEH, KOMPAS — Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh meminta perbankan yang memiliki program kredit usaha rakyat meningkatkan penyaluran KUR. Hingga April 2018, jumlah kredit usaha rakyat yang telah disalurkan untuk wilayah Aceh mencapai Rp 2,01 triliun.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh Zainal Arifin Lubis, Rabu (23/5/2018) di Banda Aceh, mengatakan, besaran KUR yang disalurkan perbankan masih tergolong minim, hanya 5,57 persen dari total penyaluran kredit di Aceh. Adapun jumlah penerima KUR sebanyak 99.717 nasabah.
Zainal mengatakan, penyaluran KUR belum maksimal. Masih banyak pelaku usaha mikro yang belum tersentuh pembiayaan, padahal mereka butuh suntikan modal. ”Sosialisasi tentang KUR belum maksimal sehingga masih ada pelaku usaha yang tidak tahu,” kata Zainal.
Menurut Zainal, KUR sangat bermanfaat bagi pelaku usaha mikro. Saat ini penyaluran KUR di Aceh sebanyak Rp 1,17 triliun untuk sektor perdagangan, Rp 470 miliar sektor pertanian, dan sisanya untuk berbagai sektor.
Pada tahun 2018, secara nasional perbankan menyediakan dana Rp 120 triliun untuk KUR. Zainal berharap para pelaku usaha di Aceh dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan usaha.
Zainal mengatakan, usaha mikro harus disokong permodalan sebab sektor usaha kecil dan menengah merupakan tulang punggung perekonomian bangsa. Sektor ini juga merupakan penyerap tenaga kerja terbanyak.
”Setiap tahun penyaluran KUR di Aceh naik 10 persen. Namun, saya berharap penyaluran lebih digenjot lagi, tentu bagi yang memenuhi syarat,” kata Zainal.
Windy Phagta, pemilik usaha burger di Banda Aceh, mengatakan, KUR sangat bermanfaat bagi dirinya. Tahun lalu, dia mendapatkan pinjaman KUR sebesar Rp 20 juta dari salah satu bank penyalur.
Pinjaman tersebut digunakan untuk membeli peralatan dan bahan baku produksi. Dengan masa pinjaman selama 12 bulan, dia menyicil Rp 1,8 juta per bulan. ”Bunganya rendah, tidak memberatkan nasabah,” kata Windy.