JAKARTA, KOMPAS — Realisasi volume penjaminan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia meningkat setiap tahun. Volume penjaminan mencatatkan kenaikan rata-rata sebesar 31,58 persen per tahun. Peningkatan terbesar volume penjaminan Jamkrindo terjadi di sektor nonkredit usaha rakyat.
Berdasarkan laporan kinerja operasional Jamkrindo, volume penjaminan Jamkrindo di sektor non-kredit usaha rakyat (KUR) meningkat sejak 2016. Volume penjaminan non-KUR Jamkrindo pada 2016 tercatat Rp 78,95 triliun atau 62,68 persen dari total volume penjaminan sejumlah Rp 125,96 triliun.
Pada 2017, volume penjaminan non-KUR Jamkrindo meningkat menjadi Rp 98,28 triliun. Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto, Selasa (22/5/2018), mengatakan, Jamkrindo memang memfokuskan kinerja pada penjaminan non-KUR.
”Selain itu, kami juga harus mencari pangsa pasar baru yang sejalan dengan perkembangan yang ada di dunia keuangan,” ujar Randi ketika berkunjung ke harian Kompas.
Berbanding terbalik dengan penjaminan non-KUR, volume penjaminan KUR Jamkrindo justru menurun. Pada 2016, volume penjaminan KUR mencapai Rp 47,01 triliun atau 37,32 persen dari total volume penjaminan. Jumlah tersebut menurun menjadi Rp 50,47 triliun atau 33,92 persen dari total volume penjaminan pada 2017.
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Joshua Pardede, berpendapat, peranan penjaminan kredit masih sangat penting untuk menekan jumlah kredit bermasalah. Terlebih ketika tren perekonomian sedang turun.
”Apalagi ke depan proyek-proyek infrastruktur perlu pembiayaan. Maka, perlu ada penjaminan kredit bagi perbankan,” ujar Joshua.